Mensos: Indonesia kembangkan "home care" lansia
Minggu, 2 Oktober 2011 17:49 WIB

Mensos: Indonesia kembangkan "home care" pemberdayaan lansia
Mensos-Indonesia-kembangkan-home-care-lansia
Jakarta, 2/10 (ANTARA) - Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri dalam konferensi internasional mengenai lanjut usia di Turki memaparkan bahwa Indonesia mengembangkan program "home care" dengan memberdayakan keluarga lanjut usia.
"Kita punya program perawatan di panti Tresna Werdha, dan juga mengembangkan 'home care' dengan memberdayakn keluarga lansia," katanya seperti disampaikan Tenaga Ahli Menteri Sosial bidang Tata Kelola Pemerintahan dan Kehumasan Drs Sapto Waluyo, MSc kepada ANTARA di Jakarta, Ahad malam.
Mensos selama berada di Kota Bursa, Turki untuk mengikuti konferesi internasional mengenai lanjut usia (lansia), Kebijakan Sosial dan Pariwisata Kesehatan.
Dikemukakannya bahwa program perawatan di panti Tresna Werdha itu dilakukan di dua panti miliki pemerintah pusat, 70 panti miliki pemerintah daerah, dan sebanyak 206 panti milik masyarakat.
Mensos Salim Segaf Al Jufri dalam konferensi yang diikuti sebanyak 46 negara di dunia itu menyatakan bahwa warga Lansia di Indonesia cukup besar, dan pemerintah menaruh perhatian khusus mengenai masalah itu.
"Saat ini, jumlah Lansia sekitar 10 persen dari total pendduduk.
Tahun 2002 masih sekitar 7,4 persen dan tahun 2020 diprediksimencapai 11,2 persen," katanya.
Ia menjelaskan bahw Kementerian Sosial punya program jaminan sosial bagi Lansia, terutama mereka yang terlantar, yang jumlahnya saat ini sekitar 1,7 juta orang.
Disampaikannya bahwa bantuan yang ada sekarang masih terbatas diberikan kepada 12.000 Lansia, namun nanti saat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) efektif, jaminan hari tua akan diberikan secara komprehensif.
Menurut Mensos, Indonesia kini menjadi perhatian dunia sebagai negara besar yang berupaya menangani masalah sosial, di mana pariwisata kesehatan merupakan salah satu upaya untuk melayani kebutuhan Lansia.
"Di Indonesia banyak daerah yang bisa dikembangkan untuk tujuan wisata medis dan keluarga/Lansia," kata Mensos.
Kerja Sama
Sementara itu, sebelum sesi pemaparan dalam konferensi yang dihadiri puluhan negara tersebut, Mensos juga bertemu denga Wakil Perdana Menteri Turki Bulent Arinc.
"Dalam pertemuan itu sempat dibahas peluang kerja sama dalam bidang pembangunan sosial," katanya.
Setelah pemaparan, Mensos juga berdialog khusus dengan "Minister of Family & Social Policies" Turki Fatma Sahin.
Dalam kesempatan itu, Fatma Sahin menjelaskan bahwa data Lansia di Turki juga besar, di mana menurut "State Plan Organization" sebanyak 5,7 persen (2005) dan akan menjadi 17,6 persen (2050).
Ia menjelaskan bahwa saat ini warga yang berusia lebih 65 tahun sekitar 6,3 persen dari 78,8 juta penduduk Turki atau lebih banyak dari usia anak usia yakni 0-4 persen.
"Ini trend di negara Eropa dan Amerika, ketika pemerintah harus menanggung Lansia. Berbeda denga Indonesia yang masih besar populasi
profuktifnya," kata Fatma.
Ia mengaku sangat senang dapat undangan untuk menghadiri "Social Welfare Conference" di Jakarta pada 27-30 Oktober 2011.
Mensos Salim Segaf Al Jufri juga sempat mengunjungi panti sosial di Turki, ditemani Dubes RI Nahari Agustini dan berdialog dengan Sekretaris Jenderal D-8 Dr Widi Pratikto yang menggalang kerja sama delapan negara berkembang, yakni Indonesia, Turki, Iran, Bangladesh, Pakistan, Mesir, Nigeria, dan Malaysia.