Bogor, (Antaranews Bogor) - Organisasi angkota darat (Organda) Kota Bogor, Jawa Barat, menyatakan siap untuk mendukung program penataan lalu lintas yang dilakukan pemerintah daerah setempat melalui merger dan "reroadting" angkutan kota.
"Selama program itu baik dan untuk kemaslahatan bersama serta berdampak positif bagi pengemudi angkot kami siap mendukung," kata Wakil Sekretaris Organda Kota Bogor, Yadi Indra Mulyadi, kepada Antara di Bogor, Sabtu.
Yadi menjelaskan, pihaknya sudah mendapat penjelasan mengenai rencana merger dan "reroadting" angkot yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bogor sebagai salah satu upaya mengatasi kemacetan serta menata transportasi di wilayah tersebut.
Dikatakannya, program merger adalah menggabungkan dua angkot dari dua trayek berbeda menjadi satu trayek baru. Sedangkan "reroadting" atau perubahan rute trayek.
Ada empat trayek angkot yang terkena merger yakni trayek 21 jurusan Baranangsiang-Ciawi digabung dengan 02 jurusan Bubulak-Sukasari digabung menjadi Bubulak-Ciawi via Lawang Gintung.
Trayek berikut angkot 21 digabung dengan trayek 03 jurusan Bubulak-Baranangsiang menjadi Ciawi-Bubulak via Baranangsiang. Selanjutnya trayek 21 digabung dengan 09 menjadi Ciawi-Cileur via Padjajaran.
"Penamaan trayek angkot ini masih dalam pembahasan, yang jelas tiga trayek baru ini akan dimerger," katanya.
Selanjutnya, kaya Yadi, setelah dimerger, akan dilakukan "reroadting" atau perubahan rute angkot-angkot yang terkena penggabungan.
Jalur yang ditinggalkan oleh trayek angkot tersebut nantinya akan diisi oleh Trans Pakuan yang jumlahnya akan ditambah untuk mencakup semua wilayah Kota Bogor.
Ia menambahkan, program merger dan reroadting hanya bisa dilakukan bagi angkot yang sudah berbadan hukum. Angkot yang tidak berbadan hukum tidak dapat beroperasi.
"Sejalan dengan itu, setelah badan hukum terbentuk maka manejerial angkot di Kota Bogor akan lebih baik, dengan adanya program reroadting dan merger ini, maka kesejahteraan supir angkot bisa ditingkatkan," katanya.
Sebelumnya, pada akhir tahun 2014, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyampaikan program jangka panjang dalam mengatasi kemacetan dan persoalan lalu lintas di kota tersebut salah satunya dengan merger dan reroadting angkot.
"Dari 3.412 jumlah angkot yang ada di Kota Bogor baru mampu mencakup 42 persen wilayah Bogor," kata Bima.
Oleh karena itu, lanjutnya, dengan program jangka panjang melakukan perubahan rute atau "reroadting" dan merger dapat memaksimalkan cakupan angkot di seluruh wilayah tersebut.
Organda dukung program merger dan "reroadting" angkot
Sabtu, 3 Januari 2015 21:00 WIB