Harga emas di pasar spot sebagian besar tidak berubah pada 1.775,06 dolar AS per ounce pada pukul (17.40 GMT), ketika sebagian besar pasar AS ditutup pada Jumat (3/7/2020) menjelang Hari Kemerdekaan pada 4 Juli.
Sementara itu, kontrak emas berjangka paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, turun tipis 2,70 dolar AS atau 0,15 persen menjadi menetap pada 1.787,30 dolar AS per ounce.
Baca juga: Rupiah tertekan terus naiknya kasus positif Corona pada akhir pekan
Harga emas berjangka naik 10,1 dolar AS atau 0,57 persen menjadi 1.790,00 dolar AS per ounce pada Kamis (2/7/2020), setelah jatuh 20,6 dolar AS atau 1,14 persen menjadi 1.779,90 dolar AS per ounce pada Rabu (1/7/2020).
"Kebijakan pelonggaran bank sentral dan ketidakpastian seputar gelombang kedua (COVID-19) menopang harga emas," kata Analis Bank of China International, Xiao Fu. Ia menambahkan bahwa meskipun ada laporan pekerjaan AS yang positif, lebih banyak data diperlukan untuk menunjukkan ekonomi dengan pijakan yang kuat.
Emas kemungkinan akan diperdagangkan dalam kisaran yang ketat, tetapi tetap didukung dengan baik di atas 1.750 dolar AS per ounce, kata Xiao Fu.Kasus-kasus Virus Corona terus meningkat secara global, dengan lebih dari 10,94 juta orang terinfeksi, sementara Amerika Serikat melaporkan jumlah kasus global baru setiap hari.
Baca juga: Usulan insentif untuk tenaga kesehatan Kota Bogor dalam proses
"Pertimbangan geopolitik juga mengemuka," kata Analis Pasar Senior OANDA, Jeffrey Halley. "Dengan liburan di Amerika Serikat, dan akhir pekan bersama kami, beberapa pembelian emas yang diarahkan demi keamanan jelas nyata."
Meningkatnya ketegangan politik, lebih dari 75 anggota Kongres AS mengirim surat kepada Presiden Donald Trump mendesaknya untuk membuat keputusan resmi tentang apakah perlakuan China terhadap Muslim Uighur dan kelompok lain merupakan kekejaman.
Baca juga: Pemkot Bogor terus gencar kampanyekan penerapan protokol kesehatan
Tetapi kenaikan emas tertahan oleh data yang menunjukkan pemulihan di sektor jasa China dan rekor penambahan pekerjaan ke ekonomi AS pada Juni membantu saham dunia melayang di dekat level tertinggi empat bulan.