Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) membekali pelaku ekonomi kreatif (ekraf) dengan skill dan keterampilan promosi digital melalui pelatihan bertajuk HomeCreativepreneur yang digelar pada 1 Mei hingga 24 Juni 2020.
Plt. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Frans X. Teguh dalam pernyataannya Sabtu, menjelaskan, di tengah pandemi COVID-19 para pelaku ekraf diharapkan untuk tetap optimistis mengembangkan bisnis melalui media digital.
Data menunjukkan sebanyak 79 persen konsumen di Indonesia menemukan produk baru melalui mesin pencari dan 97 persen konsumen membeli produk pada bisnis yang memiliki website, kata Frans Teguh.
Baca juga: Pekerja pariwisata akan diprioritaskan akses program perlindungan ketenagakerjaan
Ia menjelaskan, saat ini belum banyak pelaku dan komunitas ekraf yang menggunakan website sebagai salah satu media promosi. Dan meskipun beberapa di antaranya telah memiliki website, tapi biasanya belum dimanfaatkan secara optimal.
Oleh karena itu, melalui pelatihan HomeCreativepreneur diharapkan dapat meningkatkan skill dan keterampilan promosi digital para pelaku ekraf.
Materi yang diberikan meliputi strategi search engine optimization (SEO) untuk memasarkan produknya, membuat website menggunakan platform website builder, hingga membuat sosial media preview untuk keperluan promosi.
Selain itu juga tentang tips mengeksekusi pembelian nama domain dan mengkoneksikannya dengan website yang sudah dibangun, pembuatan media chat di dalam website bisnis untuk membangun komunikasi dengan customer, hingga pembuatan konten video produk.
Baca juga: Kemenparekraf fasilitasi kursus bahasa Inggris daring untuk pekerja kreatif
Perkembangan teknologi ditambah dengan pandemi COVID-19 ini, menuntut pelaku kreatif mampu memanfaatkan media digital secara optimal untuk mempromosikan produknya. Selain itu, pelatihan ini diharapkan dapat menjadi bekal pelaku kreatif dalam menghadapi kondisi new normal yang akan terjadi setelah pandemi selesai, ujar Frans Teguh.
Pelatihan HomeCreativepreneur menyasar individu dan atau komunitas yang berasal dari 5 destinasi super prioritas, 10 kabupaten/kota kreatif, dan sentra kreatif yang ada di desa wisata maupun destinasi wisata seluruh Indonesia.
Syarat mengikuti pelatihan ini di antaranya adalah dapat mengoperasikan komputer, memiliki produk, serta berusia antara 20-45 tahun. Berdasarkan hasil seleksi, sebanyak 100 peserta dinyatakan lolos dan mengikuti pelatihan secara daring.
Baca juga: Kemenparekraf fasilitasi pelaku UMKM pariwisata akses lima skema program bantuan
Program yang digelar bekerja sama dengan Primal.id ini dilaksanakan selama dua bulan dengan satu bulan pelatihan (teori dan praktik) serta satu bulan pendampingan.
Di setiap pertemuan, peserta akan mendapat tugas yang kemudian dievaluasi oleh narasumber yang diharapkan dapat membantu peserta memahami cara membuat website.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Plt. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Frans X. Teguh dalam pernyataannya Sabtu, menjelaskan, di tengah pandemi COVID-19 para pelaku ekraf diharapkan untuk tetap optimistis mengembangkan bisnis melalui media digital.
Data menunjukkan sebanyak 79 persen konsumen di Indonesia menemukan produk baru melalui mesin pencari dan 97 persen konsumen membeli produk pada bisnis yang memiliki website, kata Frans Teguh.
Baca juga: Pekerja pariwisata akan diprioritaskan akses program perlindungan ketenagakerjaan
Ia menjelaskan, saat ini belum banyak pelaku dan komunitas ekraf yang menggunakan website sebagai salah satu media promosi. Dan meskipun beberapa di antaranya telah memiliki website, tapi biasanya belum dimanfaatkan secara optimal.
Oleh karena itu, melalui pelatihan HomeCreativepreneur diharapkan dapat meningkatkan skill dan keterampilan promosi digital para pelaku ekraf.
Materi yang diberikan meliputi strategi search engine optimization (SEO) untuk memasarkan produknya, membuat website menggunakan platform website builder, hingga membuat sosial media preview untuk keperluan promosi.
Selain itu juga tentang tips mengeksekusi pembelian nama domain dan mengkoneksikannya dengan website yang sudah dibangun, pembuatan media chat di dalam website bisnis untuk membangun komunikasi dengan customer, hingga pembuatan konten video produk.
Baca juga: Kemenparekraf fasilitasi kursus bahasa Inggris daring untuk pekerja kreatif
Perkembangan teknologi ditambah dengan pandemi COVID-19 ini, menuntut pelaku kreatif mampu memanfaatkan media digital secara optimal untuk mempromosikan produknya. Selain itu, pelatihan ini diharapkan dapat menjadi bekal pelaku kreatif dalam menghadapi kondisi new normal yang akan terjadi setelah pandemi selesai, ujar Frans Teguh.
Pelatihan HomeCreativepreneur menyasar individu dan atau komunitas yang berasal dari 5 destinasi super prioritas, 10 kabupaten/kota kreatif, dan sentra kreatif yang ada di desa wisata maupun destinasi wisata seluruh Indonesia.
Syarat mengikuti pelatihan ini di antaranya adalah dapat mengoperasikan komputer, memiliki produk, serta berusia antara 20-45 tahun. Berdasarkan hasil seleksi, sebanyak 100 peserta dinyatakan lolos dan mengikuti pelatihan secara daring.
Baca juga: Kemenparekraf fasilitasi pelaku UMKM pariwisata akses lima skema program bantuan
Program yang digelar bekerja sama dengan Primal.id ini dilaksanakan selama dua bulan dengan satu bulan pelatihan (teori dan praktik) serta satu bulan pendampingan.
Di setiap pertemuan, peserta akan mendapat tugas yang kemudian dievaluasi oleh narasumber yang diharapkan dapat membantu peserta memahami cara membuat website.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020