Bekasi, (Antaranews Bogor) - PT Jasa Marga Tbk mencatat adanya lonjakan biaya perawatan jalan tol Jakarta-Cikampek hingga tiga kali lipat akibat operasional kendaraan yang melebihi kapasitas angkut.

"Dari hasil audit Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), anggaran dana perbaikan dan perawatan jalan tol dibutuhkan biaya mencapai Rp125 miliar. Padahal dengan anggaran Rp40 miliar saja sebenarnya sudah cukup menutupi kebutuhan perawatan jalan," kata Manager PT Jasa Marga Tbk Cabang Jakarta-Cikampek, Yudhi Krisyunoro di Bekasi, Rabu.

Menurut dia, kendaraan bermuatan melebihi kapasitas angkut telah mengakibatkan kerusakan jalan seperti aspal bergelombang, jalan amblas, dan jalan berlubang.

"Jadi tidak sedikit yang melanggar aturan muatan, misalnya dalam buku KIR tertulis muatan maksimal seharusnya hanya 10 ton, tetapi kenyataannya muatannya mencapai 15 ton," ujarnya.

Yudhi mengatakan, para pengguna jalan tol wajib mengikuti aturan-aturan yang berlaku selama berkendara, termasuk aturan seputar kapasitas angkut.

Hal itu untuk meminimalkan terjadinya kerusakan jalan tol dan terjadinya kemacetan hingga kecelakaan di jalan tol.

Dia menambahkan, PT Jasa Marga tengah memperketat pengawasan terhadap operasional kendaraan dengan muatan melebihi ambang batas melalui kegiatan razia.

"PT Jasa Marga bersama Dinas Perhubungan Kota Bekasi mulai melakukan razia pada truk pengangkut barang yang kelebihan muatan atau overload mulai 19 Agustus sampai 22 Agustus," katanya.

Kegiatan tersebut digelar di rest area KM 33 A, tol Jakarta-Cikampek, Cibatu, Kecamatan Cikarang Selatan.

"Upaya ini merupakan salah satu bentuk perbaikan pelayanan kepada masyarakat pengguna jalan tol. Karena masih banyak ditemui adanya kasus ban pecah, patah as, maupun pecah baut ban," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014