Sukabumi, (Antaranews Bogor) - Harga daging, baik ayam potong atau broiler dan sapi di pasar tradisional Kota Sukabumi, Jabar, mengalami penurunan dari lima sampai 6,25 persen, kata Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Sukabumi Dudi Fathul Jawad.

"Untuk harga daging ayam saat ini Rp30 ribu/kg atau turun sekitar 6,25 persen dari Rp32 ribu/kg, kemudian daging sapi turun dari Rp100 ribu/kg menjadi Rp95 ribu/kg atau turun sekitar lima persen," kata Dudi Fathul Jawad kepada wartawan, Sabtu.

Menurut Dudi, penurunan harga ini karena dipengaruhi peningkatan pasokan dari daerah lain dan ketersediaan daging ayam dan sapi mencukupi. Selain itu, pasca-Lebaran konsumen yang membeli komoditas daging menurun sehingga harganya ikut terkoreksi turun.

Selain itu, pihaknya juga menjamin pasokan daging sampai akhir bulan mencukupi dan tidak menutup kemungkinan jika pasokan naik tetapi tidak dibarengi oleh meningkatnya permintaan harga dipastikan akan kembali turun.

"Kami akan terus memantau setiap perkembangan harga daging untuk kebutuhan masyarakat, karena mayoritas warga di Kota Sukabumi mengkonsumsi daging baik ayam maupun sapi," tambahnya.

Di sisi lain, untuk harga kebutuhan pokok lainnya, seperti beras, minyak goreng, bumbu dapur, gula pasir, tepung terigu harganya tetap normal, katanya.

Dudi mengatakan pasca-Lebaran ini permintaan akan komoditas kebutuhan pokok dari pantauan pihaknya relatif normal atau tidak ada peningkatan permintaan yang signifikan.

Menurutnya, adanya pembatasan pembelian solar di luar daerah Sukabumi belum mempengaruhi terhadap naiknya harga barang. Namun demikian, pihaknya akan melakukan antisipasi agar harga barang kebutuhan pokok tetap normal dan tidak naik.

Sementara, pedagang daging ayam di Pasar Tradisional Pelita Kota Sukabumi Asep mengatakan untuk harga daging ayam memang ada penurunan, tetapi harganya masih tinggi sejak lebaran lalu. Pihaknya berharap harga komoditas daging ayam ini bisa turun lagi.

"Kami menginginkan harga daging ayam bisa turun kembali menjadi Rp25 ribu atau paling mahal Rp27 ribu, karena dengan tingginya harga ini ada penurunan jumlah konsumen," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014