Jakarta, (Antaranews Bogor) - Penyaluran bantuan dana solidaritas kepada 404
buruh korban pemutusan hubungan kerja (PHK) di depan kantor Mahkamah
Konstitusi adalah simbol untuk menuntut keadilan, kata pimpinan
serikat pekerja.

"Gedung Mahkamah Konstitusi sebagai rumah harapan bagi para
penuntut keadilan yang harus dijunjung tinggi demi cita-cita
bangsa dan negara dalam mewujudkan keadilan, dan kesejahteraan
yang didasarkan oleh konstitusi bangsa Indonesia," kata Vice
President Hubungan Industrial Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi
Serikat Pekerja (DPP Aspek) Indonesia Mirah Sumirat di Jakarta,
Sabtu.

Ia menjelaskan bahwa DPW Aspek Indonesia DKI Jakarta telah
menggelar acara penyaluran bantuan dana solidaritas afiliasi
kepada korban PHK sebanyak 404 orang di depan kantor MK pada akhir
Ramadhan 1435 Hijriah.

Menurut penanggung jawab program bantuan Dedi Hartono agenda
tersebut sangat berbeda dari biasanya.

"Acara sengaja kita agendakan di Mahkamah Konstitusi sebagai tanda
perjuangan kawan-kawan yang saat ini masih berjuang dalam
penyelesaian PHK-nya demi menuntut keadilan sesuai dengan
undang-undang yang berlaku, bukan sesuai dengan pesanan para
pengusaha," katanya.

Sedangkan Ketua DPW Aspek Indonesia DKI Jakarta Rebo bin Singo
menambahkan bahwa Aspek Indonesia memiliki anggota sekitar 800
orang  yang saat ini masih dalam proses penyelesaian PHK di
beberapa afiliasi-afiliasinya.

"Kita telah berikan bantuan kepada 404 orang korban PHK yang
berstatus tidak lagi digaji oleh perusahaan, dan kasusnya masih
berjalan di tingkat mediasi dan Pengadilan Hubungan Industrial,"
katanya.

Dedi Hartono menjelaskan bahwa pada 2014 ini pencapaian dana
sumbangan dan kontribusi aktif dari afiliasi-afiliasi Aspek
Indonesia semakin meningkat dibanding tahun lalu.

Namun, kata dia, kondisi saat ini anggota yang di PHK juga
meningkat.

"Dan tahun ini kebetulan Ramadhan jatuh bersamaan dengan
datangnya tahun ajaran baru sekolah yang tentunya para korban PHK
yang sudah tidak mendapatkan gaji jadi semakin sengsara, bahkan
akan berdampak kepada permasalahan sosial lainnya akibat tuntutan
kondisional saat ini," katanya.

Mirah Sumirat mengatakan lokasi acara penyerahan bantuan itu pas
sekali momentumnya, yakni bulan Ramadhan ketika umat Muslim
dituntut untuk saling peduli kepada sesama.

Sedangkan lokasinya di Gedung Mahkamah Konstitusi sebagai simbol
perjuangan untuk mendapatkan keadilan.

"Sebab hanya dengan harapan itu lah para buruh yang saat ini
sedang dalam proses penyelesaian hukumnya, baik yang dimediasi
Disnakertrans atau di Pengadilan Hubungan Industrial berharap
mendapatkan pembelaan hukum secara adil demi kemanusiaan dan
konstitusi undang-undang yang berlaku di Indonesia," katanya.

Para buruh, kata dia, juga berharap hasil putusan apa pun yang
dilakukan dapat berpihak kepada kepentingan para kaum buruh.

Sedangkan Sekjen DPP Aspek Indonesia Sabda Pranawadjati
mengatakan bahwa dengan adanya agenda yang diinisiasi oleh DPW
DKI Jakarta harapan ke depan asosiasi itu akan lebih solid dan
kuat lagi.

"Permasalahan solidaritas bukan hanya terwujud di saat bulan suci
Ramadhan saja, akan tetapi di hari-hari lainnya kita juga harus
menjaga kesolidan tersebut sebagai buah dari Ramadhan dan
terwujudnya insan manusia yang bertakwa," katanya.

Menurut dia, pemberian dana solidaritas korban PHK afiliasi Aspek
Indonesia diberikan kepada
ketua-ketua afiliasi, mengingat perolehan dana dan jumlah korban yang
masih belum dapat memenuhi kelayakan meskipun sudah terjadi peningkatan.

Selain itu, juga sebagai mekanisme penetapan besarnya nilai yang
dibagikan secara proposional kepada para afiliasi.

"Mudah-mudahan bentuk agenda tersebut dapat bermanfaat sebagai
wujud kepedulian pengurus DPW DKI Aspek Indonesia dan dapat
dijadikan inspirasi dan stimulasi untuk melahirkan kekuatan
solidaritas antarsesama pekerja dan buruh," katanya.

Pewarta: Andi Jauhari

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014