Emas berjangka di Bursa Comex naik tipis pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena logam kuning didorong oleh penurunan ekuitas AS dan melemahnya dolar AS di tengah kekhawatiran akan dampak Virus Corona terhadap ekonomi dunia.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April menambahkan 4,4 dolar AS atau 0,26 persen, menjadi menetap di 1.672,4 dolar AS per ounce. Emas berjangka melonjak 25 dolar AS atau 1,52 persen menjadi 1,668 dolar AS per ounce sehari sebelumnya.

Emas melonjak 1,2 persen ke level tertinggi sejak Januari 2013 di 1,689.65 dolar AS di awal sesi, tetapi kemudian menyerahkan sebagian besar keuntungannya, sehingga berakhir naik tipis.

"Kami melihat banyak volatilitas di pasar ekuitas, kerugian dan ketidakpastian yang cukup besar membawa S&P di bawah 3.000. Kami memperkirakan kemungkinan besar likuidasi emas digunakan untuk menutupi margin calls (peringatan bagi nasabah untuk segera menambah margin guna melanjutkan transaksi)," kata Kepala Komoditas Strategi TD Securities, Bart Melek, seperti dikutip Reuters.

"Ini sangat mengingatkan pada apa yang terjadi dalam koreksi selama krisis keuangan."

Saham AS jatuh dan Dow Jones Industrials Average merosot hampir dua persen, sementara obligasi pemerintah menguat karena para pedagang khawatir tentang perlambatan ekonomi yang berkepanjangan. Harga minyak juga jatuh lebih dari delapan persen ke level terendah sejak pertengahan 2017.

Logam mulia ini juga didukung oleh greenback yang lebih lemah. Indeks dolar AS, yang mengukur dolar terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,81 persen menjadi 96,04 pada pukul 19.10 GMT.

Selama Virus Corona menjadi masalah utama di pasar global, emas diperkirakan akan terus naik. Meskipun fluktuatif safe-haven emas masih berada di jalur untuk kenaikan mingguan terbesar sejak Februari 2016.

Hampir 60 kasus Virus Corona baru dikonfirmasi di Amerika Serikat pada Kamis (5/3/2020). Secara global, kasus virus telah melampaui 100.000 dan lebih dari 3.300 kematian telah dilaporkan.

Dana Moneter Internasional pada Rabu (4/3/2020) mengatakan wabah akan menahan kenaikan output global 2020 ke laju paling lambat sejak krisis keuangan 2008-2009.

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 13 sen atau 0,75 persen, menjadi ditutup pada 17,263 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 30,7 dolar AS atau 3,55 persen, menjadi 896,4 dolar AS per ounce.

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020