Bogor, 13/2 (ANTARA) - Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPP HKTI) Rahmat Pambudi mengajak para petani dapat menangkap peluang terbuka pasar ekspor berbagai
komoditas hasil pertanian ke mancanegara.
"Pasar ekspor sangat terbuka. Kami berharap dan mengajak, agar para petani dan semua pelaku agribisnis menangkap peluang ini
sebaik-baiknya," katanya di Bogor, Jawa Barat, Senin.
Menurut dia, para petani perlu meningkatkan partisipasinya dalam
menangkap peluang ekspor, agar kesejahteraan mereka meningkat.
Peningkatan ekspor diyakini akan berimbas besar pada geliat sektor pertanian.
Selain itu, menurut Rahmat Pambudi yang juga mantan Ketua Pimpinan Pusat Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (PP LP2NU) PBNU, peningkatan ekspor produk pertanian akan meningkatkan daya saing industri pertanian nasional ke depan, sehingga nilai tambah yang didapat petani bisa mengalami peningkatan.
"Peningkatan daya saing pertanian akan membangkitkan kesejahteraan dan taraf hidup para petani. Karena itu, HKTI mendorong, agar masyarakat menangkap peluang ekspor sebaik-baiknya," kata dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB itu," katanya.
Ia mengatakan, saat ini banyak negara yang membutuhkan berbagai
komoditas pertanian dari Indonesia.
Singapura misalnya, sangat membutuhkan komoditas kentang. Begitu juga dengan negara-negara lain, banyak yang berminat mendatangkan hasil bumi khas Indonesia.
"Dari negara-negara ASEAN saja `banjir` permintaan ekspor berbagai komoditas pertanian. Begitu juga dengan negara-negara Timur Tengah, Afrika maupun Eropa, sangat berminat membeli hasil bumi kita,"
katanya.
Rahmat mengatakan, banyak peluang eskpor produk-produk pertanian yang belum ditangkap oleh para petani, sehingga direbut negara-negara
lain.
Masalah yang dihadapi, kata dia, antara lain menyangkut volume dan jaminan kelangsungan ekspor yang masih belum bisa diatasi petani.
Selain banyak permintaan dari mancanegara, pihaknya menyampaikan
apresiaasi pada pemerintah karena terus mendorong berbagai kemudahan
proses karantina dan pengiriman barang hingga negara tujuan.
"Dukungan penuh Pemerintah terhadap para petani perlu segera
dimanfaatkan, agar pertanian kita terus menggeliat dan memiliki daya
saing tinggi," katanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Hortikultura Nasional (DHN) Benny A.
Kusbini menambahkan, pihaknya telah menyosialisasikan berbagai
informasi peluang ekspor ke para petani.
"DHN selalu aktif menyampaikan berbagai informasi terbaru dan peluang ekspor ke petani di berbagai daerah," katanya.
Dalam kapasitas selaku eksportir dan Presiden Direktur PT Mitrataani Agro Unggul, Benny mengaku, pihaknya kini tengah membina para petani di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Sulawesi Selatan untuk memenuhi permintaan hasil pertanian dari mancanegara.
"Kami kini tengah membina para petani di berbagai daerah dengan total luas lahan mencapai ribuan hektare, untuk budidaya berbagai
komoditas," katanya.
Pada akhir pekan lalu, pihaknya mengirimkan sebanyak 27 ton komoditas kentang dengan tujuan Singapura.
"Kami rutin ekspor komoditas pertanian. Dalam sepekan minimal dua
kali ekspor dengan tujuan utama Singapura," kata Benny.
Andy J
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012
komoditas hasil pertanian ke mancanegara.
"Pasar ekspor sangat terbuka. Kami berharap dan mengajak, agar para petani dan semua pelaku agribisnis menangkap peluang ini
sebaik-baiknya," katanya di Bogor, Jawa Barat, Senin.
Menurut dia, para petani perlu meningkatkan partisipasinya dalam
menangkap peluang ekspor, agar kesejahteraan mereka meningkat.
Peningkatan ekspor diyakini akan berimbas besar pada geliat sektor pertanian.
Selain itu, menurut Rahmat Pambudi yang juga mantan Ketua Pimpinan Pusat Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (PP LP2NU) PBNU, peningkatan ekspor produk pertanian akan meningkatkan daya saing industri pertanian nasional ke depan, sehingga nilai tambah yang didapat petani bisa mengalami peningkatan.
"Peningkatan daya saing pertanian akan membangkitkan kesejahteraan dan taraf hidup para petani. Karena itu, HKTI mendorong, agar masyarakat menangkap peluang ekspor sebaik-baiknya," kata dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB itu," katanya.
Ia mengatakan, saat ini banyak negara yang membutuhkan berbagai
komoditas pertanian dari Indonesia.
Singapura misalnya, sangat membutuhkan komoditas kentang. Begitu juga dengan negara-negara lain, banyak yang berminat mendatangkan hasil bumi khas Indonesia.
"Dari negara-negara ASEAN saja `banjir` permintaan ekspor berbagai komoditas pertanian. Begitu juga dengan negara-negara Timur Tengah, Afrika maupun Eropa, sangat berminat membeli hasil bumi kita,"
katanya.
Rahmat mengatakan, banyak peluang eskpor produk-produk pertanian yang belum ditangkap oleh para petani, sehingga direbut negara-negara
lain.
Masalah yang dihadapi, kata dia, antara lain menyangkut volume dan jaminan kelangsungan ekspor yang masih belum bisa diatasi petani.
Selain banyak permintaan dari mancanegara, pihaknya menyampaikan
apresiaasi pada pemerintah karena terus mendorong berbagai kemudahan
proses karantina dan pengiriman barang hingga negara tujuan.
"Dukungan penuh Pemerintah terhadap para petani perlu segera
dimanfaatkan, agar pertanian kita terus menggeliat dan memiliki daya
saing tinggi," katanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Hortikultura Nasional (DHN) Benny A.
Kusbini menambahkan, pihaknya telah menyosialisasikan berbagai
informasi peluang ekspor ke para petani.
"DHN selalu aktif menyampaikan berbagai informasi terbaru dan peluang ekspor ke petani di berbagai daerah," katanya.
Dalam kapasitas selaku eksportir dan Presiden Direktur PT Mitrataani Agro Unggul, Benny mengaku, pihaknya kini tengah membina para petani di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Sulawesi Selatan untuk memenuhi permintaan hasil pertanian dari mancanegara.
"Kami kini tengah membina para petani di berbagai daerah dengan total luas lahan mencapai ribuan hektare, untuk budidaya berbagai
komoditas," katanya.
Pada akhir pekan lalu, pihaknya mengirimkan sebanyak 27 ton komoditas kentang dengan tujuan Singapura.
"Kami rutin ekspor komoditas pertanian. Dalam sepekan minimal dua
kali ekspor dengan tujuan utama Singapura," kata Benny.
Andy J
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012