Bogor (Antaranews Bogor) - Seluruh jajaran Musyawarah pimpinan daerah Kota Bogor yang dipimpin Wali Kota Bima Arya berziarah ke makam leluhur dalam rangka memperingati Hari Jadi Bogor ke-532, Sabtu malam.

Jajaran Muspida Kota Bogor berangkat dari Balai Kota pukul 23.00 WIB menuju makam leluhur yang memiliki jasa pada pembangunan Bogor yakni makam Dalem Solawat di kawasan Empang dan Saleh Danasasmita di TPU Dreded.

"Ziara ke makam leluhur sebagai bentuk penghormatan kepada para pendahulu yang telah berjasa dalam pembangunan Bogor," ujar Ketua Panitia Hari Jadi Bogor (HJB) ke-532, Edgar Suratman, di Bogor, Sabtu.

Edgar menyebutkan tradisi ziara ke makam leluhur telah berlangsung setiap tahunnya untuk menyambut Hari Jadi Bogor. Ziara dilakukan oleh jajaran Muspida serta para budayawan.

Dalam ziarah tersebut dilakukan tabur bunga, pembacaran surat Yasin, dan zikir yang ditujukan kepada para leluhur Bogor tersebut dipimpin oleh anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat.

Dua makam leluhur yang didatangi adalah makam Dalem Solawat yang terletak di kawasan Empang diseberang Masjid Atthohiriyah mesjid tertua di Kota Bogor. Di lokasi serupa, rombongan Muspida juga akan berziara ke makam RH Moehammad Tohir.

Ziarah berikutnya, rombongan mengunjungi makam Drs Saleh Sanasasmita yang merupakan penulis "Sejarah Bogor" di Tempat Pemakamam Umum (TPU) Dreded.

Berdasarkan catatan sejarah, RH Moehammad Tohir adalah pendiri Masjid Attohiriyah Empang yang merupakan salah satu Masjid tertua yang terletak di Kota Bogor.

RH Moehammad Thohir merupakan cucu Dalem Cikundul Cianjur (R.Arya Wiratanu Datar II) yang telah mewakafkan tanahnya untuk pembangunan Masjid Agung Empang pada Tahun 1817.

Pembangunan masjid dilanjutkan oleh salah satu putranya yaitu R.Adipati Wiranata (Dalem Wiranata/Dalem Sepuh) Bupati Bogor pada tahun 1849, yang wafat di Mekah.

Kemudian Mesjid Attohiriyah disempurnakan pembangunannya oleh salah sau cucunya R.Adipati Soeriya Winata alias RH Muhammad Sirodz Bupati Bogor tahun 1875 yang dikenal dengan sebutan "Dalem Sholawat", yang wafat pada tangga 13 Mei 1872.

Sedangkan Drs Saleh Danasasmita adalah penulis "Sejarah Bogor". Ia lahir di Sumedang pada 27 Juni 1933 dan wafat di Bogor pada tanggal 8 Agustus 1986 di usia 53 tahun.

Selain ahli sastra Sunda, Saleh juga ahli Sejarah Sunda, pendidikan sarjananya diselesaikan di Jurusan Sejarah IKIP Bandung.
javascript:void(0);
Saleh aktif menulis di berbagai media penerbitan berbahasa Sunda seperti Mangle, Baranangsiang, Hanjuang dan Sipatahunan, juga pernah menjadi redaktur serta Pemimpin Redaksi di majalah yang didirikannya.

Banyak karya yang sudah dihasilkan mantan guru SMP, SMA dan SPG tersebut. Selain berprofesi sebagai guru, Salah juga pernah menjabat sebagai Kasie Tenaga Teknis Bidang Muskala Kanwil Depdikbud Jawa Barat.

Sebelumnya, Saleh juga pernah menjadi anggota DPRD Kodya Bogor pada periode 1964-1067. Sejumlah karya Saleh yang sering menjadi referensi para sejarahwan diantaranya "Sanghyang Siksa Kanda Karesian", Amanat Galunggung (1987), Babad Pajajaran (1977), Sejarah Jawa Barat (1984) dan Sejarah Bogor (1983).

Buku terakhir karya Saleh Danasasmita pernah dicetak ulang dalam Bahasa Sunda oleh Panitia Gerakan Sarebu Pikeun Buku (GSPB) pada tahun 2011 serta dicetak ulang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor tahun 2013.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014