Iran pada Minggu akan meluncurkan satelit, yang menjadi bagian dari program pemula miliknya, menurut salah satu menteri.

Amerika Serikat menganggap program tersebut sebagai kedok untuk menutupi pengembangan rudal balistik Iran.

"Satelit Zafar akan diluncurkan ke orbit hari ini dari Semnan pada kecepatan 7.400 kilometer," kata Menteri Teknologi Komunikasi dan Infromasi Iran, Mohammad Javad Azari-Jahromi, seperti dilansir Kantor Berita IRIB.

Iran meluncurkan sedikitnya dua satelit tahun lalu, namun gagal.

Amerika Serikat mengatakan pihaknya merasa khawatir bahwa teknologi balistik jarak jauh yang digunakan untuk menempatkan satelit ke dalam orbit dapat digunakan untuk meluncurkan hulu ledak nuklir. Teheran membantah aktivitas satelit sebagai kedok untuk pengembangan rudal dan mengatakan Iran tidak pernah mengejar pengembangan senjata nuklir.

Pemerintah Presiden Donald Trump kembali memberlakukan sanksi terhadap Iran setelah pada 2018 Washingon hengkang dari perjanjian internasional, yang dirancang untuk mengekang program nuklir Iran. Menurutnya, perjanjian nuklir tersebut sangat lemah dan tidak mencakup pembatasan terhadap program rudal Teheran.

Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat, yang sudah meningkat atas isu nuklir, mencapai puncaknya dalam puluhan tahun setelah jenderal besar Iran, Qassem Soleimani, tewas dalam serangan pesawat nirawak AS di Baghdad pada 3 Januari. Iran pun membalas serangan tersebut dengan menargetkan pangkalan AS di Irak.

Begitu satelit berada di orbit, gambar pertama yang akan dikirim yakni foto Soleimani, kata Menteri Azari-Jahromi, Minggu.

Iran meluncurkan satelit pertama mereka Omid (Hope) pada 2009 dan satelit Rasad (Observation) dilepaskan ke orbit pada Juni 2011. Teheran menyebutkan bahwa pada 2012 pihaknya berhasil menempatkan satelit buatan sendiri ketiga Navid (Promise) ke orbit.

Sumber: Reuters
 

Pewarta: Asri Mayang Sari

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020