Cibinong (Antaranews Bogor) - Pembangunan Jalur Puncak II Poros Tengah Timur Bogor diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dengan terbukanya lapangan kerja baru.

"Besar harapan kami dengan dibukanya Poros Tengah Timur adalah untuk mendorong peningkatan perekonomian warga karena akses jalan ini jika terealisasi tentunya bisa meningkatkan taraf hidup warga kami," ujar Kepala Desa Hambalang Bogor, Encep Dhani, kepada Antara, Jumat.

Menurut Encep dengan dibukanya jalur tersebut akan banyak investor sehingga membuka peluang kerja yang bisa diserap oleh masyarakat dan menghidupkan perekonomian.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, pembangunan Jalur Puncak II Poros Tengah Timur yang menghubungkan Kabupaten Bogor dan Cipanas Kabupaten Cianjur berjalan mandek. Saat ini proyek tersebut dihentikan.

Poros Tengah Timur merupakan proyek lanjutan dari pembangunan Jalur Puncak II yang telah dimulai sejak 2006. Namun, akhir 2011 proyek yang menggunakan tanah hibah dari warga tiba-tiba terhenti.

Proyek tersebut kembali dilanjutkan pada tahun 2012, dan berganti nama dengan Poros Tengah Timur, karena posisi jalur dimulai dari Sirkuit Sentul atau keluar Tol Sentul Selatan dan berakhir di Cipanas Kabupaten Cianjur.

Jalur tersebut melintasi belasan desa di tiga kecamatan di Kabupaten Bogor yakni Desa Hambalang dan Desa Tajur di Kecamatan Citeureup, Desa Karang Tengah di Kecamatan Babakan Madang, dan Desa Pabuaran, Desa Cibadak, Desa Sukamakmur, Desa Sukamulya, Desa Sirna Jaya, Desa Warga Jaya, dan Sukawangi di Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Bogor.

Menurut Encep Dhani, sebagian besar lahan proyek Poros Tengah Timur yang ada di Desa Hambalang adalah milik perorangan atau pengusaha dan perusahaan besar.

Pemilik tanah tersebut baik perusahaan dan warga telah menghibahkan lahannya untuk pembangunan proyek jalur alternatif tersebut.

"Karena ada "win-win" keuntungan jika jalur ini dibuka, tentunya memberikan nilai positif, perekonomian masyarakat akan bergerak dengan adanya aktivitas agrowisata di kawasan tersebut," ujar Encep.

Karena lahan tersebut merupakan hibah, maka proses pembukaan, pembebasan dan pemadatan jalan dilakukan oleh masing-masing pengusaha dan warga yang menghibahkan tanahnya.

Untuk di Desa Hambalang, jalur Poros Tengah Timur tersebut dimulai dari Kampung Hambalang berada tidak jauh di bawah Wisma Hambalang.

Saat ini jalur yang sudah dibuka dan diaspal sepanjang 3 kilo meter dengan lebar jalan berkisar 20-30 meter. Dengan total panjang jalur 47 km sampai Cipanas Kabupaten Cianjur.

"Menurut perhitungan kami dengan adanya jalur ini, perekonomian warga akan meningkat setindaknya 50 persen yang diserap dari jalur ini. Tentunya dengan ada pembangunan, akan membuka lapangan kerja baru," ujarnya.

Encep mengatakan, jumlah penduduk Desa Hambalang sekitar 11.700 jiwa atau 2.800 kepala keluarga. Dengan mata pencaharian mayoritas petani gurem.

Warga bercocok tanam di atas tanah garapan milik pengusahan dan perusahaan besar seperti diantaranya Buana Estate, Palm Hill, Sentul City.

Angka pengangguran di Desa Hambalang sebesar 10 persen. Rata-rata tamatan pendidikan warga SMA. Warga umumnya bertani menanam singkong. Rata-rata produksi singkong per hari di wilayah tersebut sebesar 70 ton per hari.

"Mayoritas warga kami kerja sebagai petani, tetapi tanah garapan. Jadi kalau tanah diambil alih, mau kerja dimana lagi. Kalau jalur ini dibuka warga punya pekerja lainnya," ujar Encep.

Terlepas dari pemberitaan negatif tentang Hambalang (Wisma Atlet Hambalang), lanjut Encep, pihaknya berharap dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan adanya jalur tersebut.

"Harapan kami, Hambalang dikenal tidak sisi negatifnya saja. Karena posisi Hambalang sangat strategis, mudah dijangkau aksesnya, keluar tol mudah, pemandangan bagus, lahannya juga luas. Dari 12 desa di Kecamatan Citeureup, Hambalang paling luas yakni 2.400 hektar," ujarnya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014