Ratusan wisatawan dari dalam dan luar negeri mengunjungi bunga Rafflesia Arnoldi yang mekar sempurna di akar yang tergantung di pohon medang di Data Simpang Dingin, Nagari Paninjauan, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam, Ade Putra di Lubukbasung, Jumat, mengatakan wisatawan itu berasal dari Padang, Pakanbaru, Malaysia dan negara di Eropa.
Ia mengatakan, banyaknya pengunjung melihat bunga raksasa sejak satu minggu lalu setelah viral di media sosial dan media massa. Mereka melihat secara dekat bunga tersebut mekar sekitar 170 cm dari pohon inangnya.
"Saya mengimbau pengunjung untuk tidak merusak bunga tersebut dan kita telah memasang papan imbauan di lokasi," katanya
Bunga rafflesia yang mekar di pohon itu sangat langka, Agam wilayah barat merupakan yang pertama kali ditemukan.
Biasanya bunga hidup di tanah. Saat ini mekar pada hari keempat di batas pohon dengan diameter 95,2 centimeter.
"Ini suatu keunikan dan sebelumnya pengunjung kaget melihat kondisi itu. Mereka akan melihat apabila mekar nanti," katanya.
Bunga rafflesia itu bisa tumbuh di pohon karena inangnya berupa tumbuhan akar jenis tetrastigma yang melilit batang pohon medang sampai ke pucuknya. Kemudian bakal bunga tumbuh di antara akar yang melilit di batang pohon tersebut.
Di Data Simpang Dingin terdapat dua titik sebaran populasi bunga langka itu dengan jumlah knop 15 buah dan satu bulan lagi akan mekar.
Lokasi mekar bunga itu berjarak hanya 15 menit dari pemukiman warga Data Aia Gadang, Nagari Baringin, Kecamatan Palembayan.
Untuk menuju lokasi, BKSDA telah memasang rambu-rambu penunjuk arah, papan informasi dan papan larangan.
Sebelumnya telah mekar dua knop atau bonggol bunga rafflesia secara bersamaan dengan jarak sekitar lima meter.
"Lokasi ini ditemukan pada 2018 lalu dan secara intensif mulai dilakukan pemantauan dan pengawasan oleh BKSDA," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam, Ade Putra di Lubukbasung, Jumat, mengatakan wisatawan itu berasal dari Padang, Pakanbaru, Malaysia dan negara di Eropa.
Ia mengatakan, banyaknya pengunjung melihat bunga raksasa sejak satu minggu lalu setelah viral di media sosial dan media massa. Mereka melihat secara dekat bunga tersebut mekar sekitar 170 cm dari pohon inangnya.
"Saya mengimbau pengunjung untuk tidak merusak bunga tersebut dan kita telah memasang papan imbauan di lokasi," katanya
Bunga rafflesia yang mekar di pohon itu sangat langka, Agam wilayah barat merupakan yang pertama kali ditemukan.
Biasanya bunga hidup di tanah. Saat ini mekar pada hari keempat di batas pohon dengan diameter 95,2 centimeter.
"Ini suatu keunikan dan sebelumnya pengunjung kaget melihat kondisi itu. Mereka akan melihat apabila mekar nanti," katanya.
Bunga rafflesia itu bisa tumbuh di pohon karena inangnya berupa tumbuhan akar jenis tetrastigma yang melilit batang pohon medang sampai ke pucuknya. Kemudian bakal bunga tumbuh di antara akar yang melilit di batang pohon tersebut.
Di Data Simpang Dingin terdapat dua titik sebaran populasi bunga langka itu dengan jumlah knop 15 buah dan satu bulan lagi akan mekar.
Lokasi mekar bunga itu berjarak hanya 15 menit dari pemukiman warga Data Aia Gadang, Nagari Baringin, Kecamatan Palembayan.
Untuk menuju lokasi, BKSDA telah memasang rambu-rambu penunjuk arah, papan informasi dan papan larangan.
Sebelumnya telah mekar dua knop atau bonggol bunga rafflesia secara bersamaan dengan jarak sekitar lima meter.
"Lokasi ini ditemukan pada 2018 lalu dan secara intensif mulai dilakukan pemantauan dan pengawasan oleh BKSDA," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020