Tim Sumber daya manusia (SDM) Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Bekasi merespons dengan cepat kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH, Cicih (45), yang terlantar tidak memiliki tempat tinggal di Kampung Rawa Atug RT 02/RW 06 Desa Cibening, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi. Hampir tiga bulan, Cicih bersama suami serta dua anaknya tinggal di gubuk semi permanen pinggir sawah.

“Kami memberikan bantuan sembako berupa beras, mi instan, minyak goreng serta alat tulis bagi anaknya yang masih sekolah,” ujar Kasi Penanganan Jaminan Sosial Keluarga Dinas Sosial Kabupaten, Upin Supini Somantri, saat memberikan bantuan kepada keluarga Cicih, hari ini.

Dia mengatakan, keluarga Cicih telah menjadi peserta PKH pada 2018 lalu. Hingga saat ini, Cicih dan keluarganya masih membutuhkan bantuan PKH Kementerian Sosial (Kemsos). Dua anaknya yang masih SD dan SMP masih mendapat bantuan Kartu Indonesia Pintar (KIP) sedangkan Kemsos masih menyalurkan bantuan sembako kepada keluarga tidak mampu ini.

Selain memberikan bantuan sembako, Kemsos bersama Dinas Sosial Kabupaten Bekasi serta perangkat Desa Cibening dan Badan Permusyawaratan Desa Cibening, telah membangun rumah untuk keluarga Cicih, tak jauh dari gubuk yang sudah tiga bulan belakangan ini ditempatinya.

Dengan ukuran 6x5,5 meter, rumah mungil sebentar lagi dapat ditempati keluarga Cicih. Atap bangunan serta lantai memang belum terpasang tapi dinding dari hebel telah berdiri kokoh. Meski lokasinya berada di pinggir swah, namun keluarga Cicih terbebas dari terjangan banjir.

“Saya menjamin, bangunan di pinggir sawah untuk keluarga Ibu Cicih ini, tidak akan digusur atau dibongkar di kemudian hari,” ujar Kepala Desa Cibening, Suryadi Efendi.

Dia menegskan, bangunan baru bagi keluarga Cicih bukan merupakan tanah desa (tanah negara) tetapi memang merupakan milik keluarga Cicih. Hal ini, dibuktikan dengan penelusuran arsip di Kantor Desa Cibening berupa tanah girik yang dimiliki atas nama keluarga Cicih.

Selain Cicih, ada juga warga di Kecamatan Bojongmangu yang bernasib sama, tidak memiliki tempat tinggal. Sedangkan yang bersangkutan merupakan peserta PKH Kemsos.

“Saat ini, sudah dibangun rumah,” sambung Koordinator PKH Kabupaten Bekasi Wilayah Selatan, Yoyok Setyo Wijoyo.

Belum lama ini, kata dia, mendengar lagi satu warga yang rumahnya roboh saat di Kecamatan Cikarang Timur.

“Ini gunanya home visit. Jadi, pendamping PKH dapat cepat mendeteksi peserta PKH yang tertimpa musibah atau tidak memiliki rumah karena konflik keluaraga sehingga memutuskan tinggal di gubuk sangat sederhana, seperti yang dialami oleh Ibu Cicih ini,” katanya.

Pewarta: Pewarta Antara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020