Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Jawa Barat meningkatkan kewaspadaan potensi terjadinya bencana alam yang dikarenakan cuaca ekstrem yang ditandai dengan tingginya curah hujan.

"Sejak awal 2020 curah hujan yang turun di Kota Sukabumi cukup tinggi bahkan, turun sepanjang hari yang disertai angin kencang dan petir. Cuaca yang seperti ini harus diwaspadai karena bisa berpotensi terjadinya bencana," kata Kepala Seksi Pencegahan kesiapsiagaan Bencana (BPBD) kota Sukabumi Zulkarnaen di Sukabumi, Minggu.

Baca juga: Kabupaten Sukabumi dilanda 750 kejadian bencana selama 2019

Menurutnya, hampir seluruh daerah di Kota Sukabumi rawan bencana alam pada musim hujan ini mulai dari banjir, tanah longsor dan angin puting beliung. Seperti daerah rawan longsor di antaranya Subangjaya dan Cisarua di Kecamatan Cikole, Kelurahan Karangtengah di Kecamatan Gunungpuyuh serta Kelurahan Lembursitu, dan Cipanengah di Kecamatan Lembursitu.

Sementara, daerah rawan banjir di antaranya Kelurahan Ciandam di Kecamatan Cibeureum, Jembatan Merah dan aliran Sungai Cipelang. Banjir yang terjadi tersebut disebabkan beberapa faktor seperti pendangkalan dan penyempitan aliran sungai, tidak atau kurang berfungsinya saluran air (drainase).

Baca juga: Banjir dan longsor landa dua kecamatan di Sukabumi

Dari hasil pemetaan daerah rawan bencana itu bukan berarti titik lainnya yang tidak tercantum aman dari bencana sebab bencana bisa terjadi di mana dan kapan saja sehingga, harus diwaspadai sejak dini untuk mengurangi risikonya baik dampak kerugian harta maupun nyawa.

Zulkarnaen mengatakan pihaknya sering melakukan imbauan kepada seluruh elemen masyarakat untuk meminimalisasikan dampak jika terjadi bencana seperti tidak membuang sampah ke sungai atau saluran air, tidak membangun permukiman di bantaran sungai serta tidak merusak atau menebang pohon sembarangan.

Baca juga: Ini jumlah kerugian bencana di Sukabumi selama Agustus 2019

Pencegahan lainnya yang bisa dilakukan adalah membersihkan aliran sungai, drainase, melakukan penghijauan di lokasi rawan serta tidak melakukan aktivitas yang bisa menyebabkan terjadinya bencana alam.

Di sisi lain, pada 2019 terjadi 248 kejadian bencana yang disebabkan beberapa faktor salah satunya cuaca ekstrem dan di awal tahun ini sudah terjadi enam kasus bencana seperti tanah longsor dan banjir. 

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020