Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange lebih rendah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), tertekan oleh penguatan dolar AS dan kenaikan indeks-indeks utama di pasar saham Amerika Serikat.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember, turun 6,70 dolar AS atau 0,46 persen, menjadi ditutup pada 1.456,90 dolar AS per ounce.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik lebih dari 100 poin, untuk tetap jauh di atas 28.000 poin pada Senin (25/11/2019). Indeks acuan saham lainnya, termasuk Indeks S&P 500 dan Indeks Komposit Nasdaq, mengikuti kenaikan Dow.

Ketika ekuitas naik, emas biasanya kehilangan daya tariknya sebagai aset safe-haven, karena investor mengalihkan investasinya ke aset-aset berisiko yang memberikan imbal hasil lebih tinggi.

Baca juga: Kurs Rupiah terkoreksi di tengah harapan kesepakatan dagang AS-China

Harga emas juga tertekan oleh penguatan dolar AS. Indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik 0,09 persen menjadi 98,36 sesaat sebelum penyelesaian transaksi emas.

Jika dolar AS menguat maka emas yang dihargakan dalam dolar AS akan menjadi lebih mahal sehingga kurang menarik bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 11,4 sen atau 0,67 persen, menjadi ditutup pada 16,886 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 7,80 dolar AS atau 0,87 persen, menjadi menetap di 900,40 dolar AS per ounce.

Pada penutupan perdagangan Jumat (22/11/2019) harga emas tidak berubah, tetapi mengalami kerugian moderat selama pekan lalu. Dalam perdagangan elektronik berikutnya, emas diperdagangkan di wilayah negatif karena pasar ekuitas naik dan dolar AS menguat.

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019