Polres Sukabumi, Jawa Barat masih mendalami keterlibatan alumni atas maraknya kasus tawuran antarpelajar di wilayah hukumnya yang belum lama ini yang menyebabkan meninggalnya seorang pelajar SMK negeri di daerah itu.

"Saat ini kita juga masih mendata nama-nama alumni yang pernah terlibat dan ditangkap akibat tawuran antarpelajar," kata Kapolres Sukabumi Kota AKBP Nasriadi di Sukabumi, Selasa.

Baca juga: Ada modus baru tawuran antarpelajar di Sukabumi

Menurutnya, pendataan terhadap alumni, baik yang terlibat maupun sudah divonis bersalah dan menjalani hukuman di penjara akibat tawuram dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan dan peran alumni.

Tidak hanya alumni, pihaknya juga melakukan pendataan terhadap oknum pelajar yang dikeluarkan atau drop out (DO) oleh sekolahnya akibat terlibat tawuran. Karena itu, pengembangan kasus tawuran ini akan terus belanjut agar tidak terjadi lagi dan tidak ada lagi pelajar yang kehilangan nyawa maupun terluka.

Baca juga: Empat remaja kasus tewasnya pelajar Sukabumi jadi tersangka

Polres Sukabumi telah mendalami cukup lama kasus tawuran yang terjadi selama ini dan terungkap ternyata ada doktrinisasi dari oknum kakak kelas kepada adiknya bahwa selama ini sekolahnya mempunyai musuh sekolah lain.

Doktrin ini tertanam kepada oknum pelajar yang baru masuk sekolah dan terlihat nakal. Terbukti dari banyaknya pelajar yang tertangkap tawuran ternyata mereka baru kelas X dan XI yang biasanya oknum pelajar yang terlibat tersebut sudah akan lulus atau kelas XII.

"Fenomena baru di mana sekarang banyak pelajar yang terlibat tawuran adalah mereka yang baru masuk sekolah, karena itu kami bersikap tegas seperti banyaknya yang ditangkap hingga menjalani hukuman penjara serta dikeluarkan dari sekolahnya," tambahnya.

Baca juga: Empat pelajar Sukabumi diciduk polisi akibat tawuran

Nasriadi mengatakan, pihaknya juga berupa mengungkap aktor utama tawuran yang kerap terjadi di wilayah hukumnya apakah itu alumni atau kakak kelasnya. Bukan hanya itu, polisi pun mengungkap modus baru yang dilakukan oknum pelajar untuk melancarkan aksi tawurannya.

Seperti memilih waktu jauh di luar jam pelajar dan pulang sekolah seperti tengah malam dan lokasi-lokasi yang lengang maupun sepi dan ini terjadi saat kejadian tawuran antarpelajar SMKN Pertanian Cibadak dengan SMK Teknika Cisaat, yang menyebabkan satu pelajar dari SMKN Pertanian tewas dan dua lainnya terluka akibat sabetan senjata tajam.

"Tawuran itu sudah direncanakan dari dua kubu oknum pelajar tersebut dan yang tidak masuk akal mereka tawuran pada pukul 01.00 WIB pada Minggu (3/11) dan menggunakan pakaian bebas," katanya.

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019