Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore mengalami apresiasi menyusul intervensi Bank Indonesia di pasar keuangan.

Pergerakan rupiah pada Rabu sore ini  menguat 18 poin atau 0,13 persen menjadi Rp14.195 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.213 per dolar AS.

"Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar keuangan domestik sehingga rupiah terapresiasi, intervensi itu juga bersaman dengan mulai jenuhnya pelaku pasar terhadap dolar AS yang telah terapresiasi dalam beberapa hari terakhir," ujar Kepala Riset Valbury Asia Future Lukman Leong di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Harga emas naik lagi, ditopang penurunan ekuitas AS dan pelemahan greenback

Ia menambahkan intervensi Bank Indonesia terhadap rupiah itu juga seiring dengan mulai redanya aksi demonstrasi di dalam negeri. Ia mengharapkan situasi politik dan keamanan di dalam negeri terus berangsur membaik.

Dari eksternal, lanjut dia, dolar AS juga sedang mengalami tekanan menyusul data Indeks Manufaktur AS bulan September yang di bawah ekspektasi. Selanjutnya, pelaku pasar menanti data pekerja AS terbaru dan hasil pertemuan Amerika Serikat dan China mengenai perang dagang.

"Potensi rupiah melanjutkan apresiasi masih terbuka, asalkan data AS di bawah ekspektasi dan tensi perang dagang yang mereda," kata Lukman Leong.

Direktur Utama Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menambahkan menurunnya tensi politik dalam negeri pasca demonstrasi RUU KUHP dan Revisi UU KPK juga sedikit meredakan sentimen negatif yang beredar di pasar.

"Diharapkan tidak ada lagi gesekan-gesekan yang dapat memicu kekisruhan," katanya.

Ia memproyeksikan pada perdagangan Kamis (3/10) besok, rupiah masih terbuka peluang untuk melanjutkan penguatan meski terbatas, di kisaran Rp14.165-Rp14.205 per dolar AS.
 

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019