Hampir setahun yang lalu, tepatnya tanggal 29 September 2018, Kota Palu di Sulawesi Tengah diguncang gempa berkekuatan 7,4 skala richter. Gempa disusul gelombang tsunami yang menghantam pesisir sepanjang pantai barat Sulawesi.
 
Gempa itu memporak porandakan Palu dan juga wilayah Sigi dan Donggala. Bahkan bencana ini diperparah dengan terjadinya fenomena likuifaksi di salah satu wilayah Palu, sebuah jenis bencana alam yang langka terjadi.

Akibat bencana dahsyat tersebut, berbagai fasilitas publik rusak dan hancur. Gedung perkantoran, pusatbisnis, hotel, pasar, pemukiman penduduk dan gedung sekolah banyak yang rusak bahkan hancur.

Termasuk masjid dan berbagai tempat ibadah lain. Juga ratusan ribu orang menjadi korban tewas dan luka-luka serta kehilangan tempat tinggal.
Ade Sarip Hidayat selaku Ketua Korpri Kota Bogor saat memberikan sambutan pada peresmian Masjid Hidayatus Syarifini di Desa Lero, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

Kepedulian terhadap bencana tersebut telah mendorong pengurus KORPRI Kota Bogor, ikut ambil bagian di dalam upaya membantu masyarakat setempat. Dalam rangka itulah, KORPRI Kota Bogor membantu membangun sebuah masjid yang berlokasi di Desa Lero, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

Pembangunan masjid tersebut dilaksanakan bekerja sama dengan Yayasan Amal Saleh, Sekolah Alam Bogor, Sekolah Islam Ibnu Hajar, Jaringan Sekolah Alam Nusantara (JSAN) dan Salam Aid.

“Proses pembanguan dari pengumpulan dana, perencanaan hingga pelaksanaan sudah dimulai tidak lama sejak peristiwa gempa Palu terjadi,” jelas Husnan, Ketua Salam Aid.

Bantuan dalam bentuk pembangunan masjid ini sesuai dengan permintaan masyarakat setempat yang kehilangan masjid yang sekaligus difungsikan untuk kegiatan belajar anak-anak.
Prasasti peresmian Masjid Hidayatus Syarifini yang ditanda tangani Ade Sarip Hidayat selaku Ketua Korpri Kota Bogor.

Beberapa saat setelah terjadi gempa, tim Salam Aid datang menyalurkan bantuan dan pada saat itulah ada permintaan warga agar masjid mereka yang hancur dibantu dibangun kembali.

Setelah berproses selama hampir satu tahun lamanya, maka pada Jumat 6 September 2019 lalu masjid dimaksud selesai dibangun dan diresmikan pemakaiannya.

Peresmian masjid  yang diberi nama Hidayatus Syarifini dihadiri H. Ade Sarip Hidayat selaku Ketua Korpri Kota Bogor, Lendo Novo dan Husnadari Salam Aid, serta Camat Sindue, Kepala Desa Lero, Babinmas Desa. Lero dan para tokoh masyarakat setempat beserta warga masyarakat Desa Lero yang berjumlah sekitar 100 KK.


Foto bersama Ade Sarip Hidayat selaku Ketua Korpri Kota Bogor dengan beberapa warga di Desa Lero, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

Pada kesempatan itu, Pangerang Daeng Bone selaku Camat Sindue merasa bersukur dengan keberadaan masjid tersebut. Menurutnya masjid yang berkapasitas sekitar 200 jamaah ini akan digunakan sekaligus sebagai tempat anak-anak belajar agama,

“Masjid ini menjadi masjid yang paling bagus di wilayah ini, karena bangunannya sudah dalam bentuk bangunan permanen,” katanya.

Memang masjid yang dibangun dengan dominan menggunakan bahan kayu ini tampak kokoh dan lebih artistik.

Menurut Husnan, dengan pembangunan masjid ini maka untuk kedua kali pihaknya telah bekerjasama dengan KORPRI Kota Bogor dalam menyalurkan bantuan kedaerah bencana.
Warga Desa Lero, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah sholat berjamaah di Masjid Hidayatus Syarifini usai diresmikan.

Tahun lalu kedua belah pihak bekerja sama untuk membangun sebuah masjid di Kecamatan Sembalun, Mataram, usai gempa yang merusak Pulau Lombok dan sekitarnya.

“Kami mengapresiasi keikhlasan para ASN anggota KORPRI Kota Bogor dalam memberikan bantuan ini, semoga bantuan yang telah diberikan menjadi sebuah amal shaleh,” lanjut Husnan.

Jarak yang terpisah lautan dan cukup jauh antara Bogor dan Palu, rupanya tidak menjadi halangan bagi sebuah kebaikan para annggota dan pengurus KORPRI Kota Bogor untuk bekerjasama membangun kembali sebuah semangat hidup mereka yang telah terkena musibah.  (Advertorial)

Pewarta: Humas Setdakot Bogor

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019