Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menyiagakan personelnya untuk mempercepat penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang semakin meluas.

"Sejak awal September 2019 ini, kami hampir setiap hari menerima laporan adanya kasus karhutla, bahkan luas lahan maupun hutan yang terbakar terus meluas," kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna di Sukabumi, Minggu.

Baca juga: Kebakaran landa hutan pinus milik Perhutani di Kampung Cigadog Sukabumi

Menurutnya, setiap ada laporan kejadian karhutla pihaknya langsung melakukan penanggulangan yang tentunya berkoordinasi dengan intansi lainnya seperti untuk muspika, TNI, Polri maupun relawan.

Namun, karhutla di kabupaten terluas di Pulau Jawa dan Bali ini masih bisa dengan cepat ditanggulangi bersama petugas gabungan. Tetapi, kendala tim saat melakukan pemadaman adalah lokasi yang sulit dijangkau karena berada di tengah hutan dan berbukit.

Sehingga tim yang melaksanakan operasi pemadaman hanya bisa dengan menggunakan alat seadanya sebab untuk kendaraan seperti mobil pemadam kebakaran tidak bisa menembus lokasi.

Baca juga: Kebakaran landa ratusan hektare lahan perkebunan di Kampung Legok Sukabumi

Hingga saat ini sudah ratusan hektare lahan dan hutan yang kebakaran, tapi karhutla paling luas terjadi di Kampung Legok, Desa Girimukti, Kecamatan Ciemas. Kasus kebakaran lahan perkebunan cengkeh dan karet tersebut mencapai 300 hektare, namun sudah berhasil dipadamkan.

Di waktu yang sama tepatnya pada Jumat, (13/9) terjadi kebakaran hutan pinus seluas lima hektare di Kampun Cigadog, Desa Bojongsari, Kecamatan Nyalindung. Bahkan, sehari berikutnya kebakaran hutan dan lahan di Gunung Walat Kecamatan Cibadak kembali terjadi.

"Dari hasil pemetaan yang dilakukan 47 kecamatan rawan terjadi karhutla karena seluruh kecamatan di Kabupaten Sukabumi memiliki lahan, hutan dan berbukit. Namun yang membedakan adalah tingkat kerawanannya," tambahnya.

Baca juga: Kebakaran melanda lahan kosong di area pertambangan Sukabumi

Daeng mengatakan untuk nilai kerugian masih dalam pendataan. Tetapi dari hasil penyelidikan ada dugaan kasus karhutla yang terjadi akibat ulah tangan jahil maupun ada unsur kesengajaan.

Maka dari itu, pihaknya mengimbau kepada siapapun agar pada musim kemarau ini tidak melakukan aktivitas yang bisa memicu terjadinya kebakaran. Apalagi sampai disengaja karena dampaknya akan sangat luas dan merugikan banyak pihak.
 

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019