Para pemangku kepentingan UI menyadari betul peran dan tanggung jawab UI sebagai agen perubahan bangsa dan sekaligus penopang ekosistem nasional dalam menghadapi era ketidakpastian, disrupsi dan persaingan global. Meskipun sudah lebih dari setengah abad UI berperan aktif dalam bidang pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat, namun masyarakat masih menuntut peran aktif dan kontribusi yang lebih besar dalam pemecahan masalah bangsa yang mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan. 

Kebijakan Umum UI yang ditetapkan oleh Majelis Wali Amanat (MWA) UI untuk menjadikan UI sebagai Guru Bangsa dan sebagai Universitas berkelas dunia yang mampu menghasilkan lulusan yang unggul, adaptif, berdaya saing dan mampu memenangkan Indonesia dalam persaingan global.

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) yang juga Calon Rektor UI periode 2019-2024 Prof. Abdul Haris mengatakan tugas utama UI setidaknya lima tahun kedepan adalah terus berupaya memberikan solusi dan penopang ekosistem bangsa  Indonesia dalam menghadapi gelombang ketidakpastian, disrupsi, dan peluang Abad ke-21.  
 
"Saya berharap dengan butir-butir gagasan dalam Rencana Strategis yang saya usulkan, UI akan menjadi sebuah universitas unggul bereputasi dunia yang juga berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan bangsa," kata Haris yang meraih Penghargaan Honorable Mention Asia Pasific Region dari Asosiasi Perminyakan Amerika (American Association for Petroleum Geologist-AAPG).

Kedepannya UI kata Haris akan menjadi pusat unggulan kompetitif untuk menghasilkan produk riset, karya kreatif dan inovasi, untuk dapat membantu menyejahterakan rakyat dan menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa," katanya.

Ia mencontohkan adanya ketimpangan pembangunan di Indonesia barat dan timur. Pemerintah Jokowi saat ini memang sudah memulainya dengan diputuskannya memindahkan ibu kota ke Kalimantan Timur. 

Hal ini tentunya  menjadi peluang bagi kita untuk mencetak generasi yang mempunyai kemampuan science, technology, engineering, art and mathematics (STEAM), untuk bisa membantu pembangunan di sana karena membutuhkan tenaga ahli mulai perencanaan, kontruksi, pembangunan sampai pengawasannya memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal sebagai knowledge worker bukan hanya sekedar tukang saja, tetapi harus memiliki mutan (STEAM).

Haris melihat UI mempunyai peran yang sangat penting untuk memberikan penyelesaian bagi seluruh tantangan-tantangan yang ada. UI harus memposisikan diri dengan perannya yang sangat dinantikan oleh masyarakat luas sebagai guru bangsa.

"UI punya peran sebagai engine yang mampu membuat kebijakan untuk pendidikan tinggi dan riset yang mengacu kepada pembangunan yang berkelanjutan," jelasnya.

Haris juga menekankan UI juga harus menjadi trendsetter bagi lahirnya inovasi-inovasi pengembangan kurikulum dan sistem pendidikan yang melahirkan SDM unggul dan kompetitif. UI harus menjadi panutan dalam riset dan hilirisasi untuk menyejahterakan rakyat dan memenangkan Indonesia dalam persaingan global serta mampu menjadi penopang ekosistem nasional dalam menghadapi era persaingan global. Untuk menghadapi perubahan dunia yang sangat cepat tersebut harus diantisipasi jadi UI harus bersifat adapatif, progresif disamping juga UI harus bisa mandiri dan otonom.

Selain itu UI harus menjadi 'inovation hub' bahwa persoalan itu butuh kontribusi dan peran karena UI sebagai gudangnya knowledge, teknologi, inovasi untuk satu tujuan yaitu mencapai Indonesia maju. 

"UI harus memberikan produk-produk Tridarma Perguruan Tinggi yang berfokus pada SDM, teknologi, daya saing dan pembangunan berkelanjutan untuk penyelesaian masalah bangsa," katanya. 

Selain itu UI pada era digital ini harus menjadi pioner lifelong learning opportunity. Dimana dengan digitalisasi, memungkinkan orang itu bisa belajar melalui distance learning atau pembelajaran jarak jauh. UI harus membuka konsep Massive Online Open Course (MOOC) yang memberikan kesempatan luas kepada masyarakat Indonesia untuk belajar di UI.

"Jika matakuliah bisa diakses secara online nanti orang tak perlu lagi datang ke kampus lagi. Ini menjadi tantangan di depan mata," jelasnya.
 
Haris mencontohkan Universitas Terbuka (UT) yang mempunyai jumlah mahasiswa mencapai 400.000 orang dengan konsep distance learning nya. Kalau dilihat secara revenue ini luar biasa. UI seharusnya bisa memberikan pelayanan yang seperti ini.

"Dari sisi pembelajaran memang sudah dimulai, namun harus diperluas spektrumnya. Kedepannya harus ada tim khusus menyiapkan konsep yang seperti ini," harapnya.

UI katanya dengan jumlah dosen sekitar 2.500 orang dengan beragam disiplin keilmuan mulai dari rumpun sain teknologi, kesehatan, sosial humaniora maka UI mampu memberikan kontribusi yang lebih nyata.

"Dari kemampuan SDM unggul tersebut bisa menghasilkan karya yang lebih inovatif dan terarah untuk menyejahterakan rakyat, sekaligus memenangkan kompetisi global," katanya.

Selama ini riset kita masih mempunyai kecenderungan hanya monodisiplin keilmuan saja, padahal tren global menuntut konsep inter, trans, dan multidsiplin kelimuan. 

"Kedepannya dengan kekuatan semua rumpun kelimuan tadi kita bisa membangun sebuah orkestrasi dan mobilisasi dengan cepat sehingga arah penyelesaian masalah bangsa bisa terselesaikan dengan baik," ujarnya.

Haris mencontohkan dalam menyelesaikan perubahan iklim tidak bisa hanya orang saintek saja tetapi perlu dukungan dari orang sosial humaniora, kesehatan yang harus  diintegrasikan untuk menjadi satu kesatuan untuk melahirkan inter-tran-dan multi spesialis.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019