Bekasi (Antaranews Bogor) - Pengusaha warung makan di Kota Bekasi, Jawa Barat, terkejut dengan kenaikan harga gas elpiji 12 kilogram yang mencapai hampir 50 persen.
"Tiba-tiba saya diberitahu agen kalau harganya naik mulai 1 Januari 2014 dari Rp83.000 per tabung menjadi Rp145.000," kata Etoy (45), pemilik warung makan Ayam Goreng Wa Etoy di Jatiasih, Kamis.
Menurut dia, kenaikan harga itu tidak diprediksi sebelumnya, sehingga tidak ada penyesuaian pemasukan dan pengeluaran.
"Kalau saya hitung, keuntungan menjual ayam saya selama sebulan kemarin hanya cukup untuk menutupi kebutuhan tabung gas saja," katanya.
Etoy mengaku memiliki empat cabang usaha yang tersebar di Kecamatan Bekasi Barat, dan dua lainnya di Kecamatan Rawalumbu.
"Biasanya, dalam sehari saya butuh enam tabung elpiji 12 kilogram. Masing-masing dua tabung di setiap cabang," katanya.
Pihaknya mengaku akan menyesuaikan ukurang daging ayam dengan mahalnya harga gas guna menutupi kerugian usaha.
"Kalau menaikan harga jual ke konsumen tidak mungin, paling kita cari ayam yang sedikit lebih kecil ukurannya dengan harga Rp12.000 per ekor. Yang penting pelanggan tidak kabur," katanya.
Salah satu agen Elpiji di Bekasi PT Bhakti Persada Gas, Agung, mengatakan, kenaikan tarif tersebut resmi diberlakukan PT Pertamina tentang penyesuaian harga Elpiji 12 kilogram dan 50 kilogram.
"Surat edarannya naik per tanggal 1 Januari 2014 ini," ujarnya.
Agung mengaku setiap harinya mengirim sekitar 60 unit tabung gas elpiji ukuran 12 kilogram ke sejumlah pengecer langganannya berikut surat keterangan resmi dari PT Pertamina.
''Biar pengecer percaya bahwa harganya sudah naik per 1 Januari 2014,'' katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014
"Tiba-tiba saya diberitahu agen kalau harganya naik mulai 1 Januari 2014 dari Rp83.000 per tabung menjadi Rp145.000," kata Etoy (45), pemilik warung makan Ayam Goreng Wa Etoy di Jatiasih, Kamis.
Menurut dia, kenaikan harga itu tidak diprediksi sebelumnya, sehingga tidak ada penyesuaian pemasukan dan pengeluaran.
"Kalau saya hitung, keuntungan menjual ayam saya selama sebulan kemarin hanya cukup untuk menutupi kebutuhan tabung gas saja," katanya.
Etoy mengaku memiliki empat cabang usaha yang tersebar di Kecamatan Bekasi Barat, dan dua lainnya di Kecamatan Rawalumbu.
"Biasanya, dalam sehari saya butuh enam tabung elpiji 12 kilogram. Masing-masing dua tabung di setiap cabang," katanya.
Pihaknya mengaku akan menyesuaikan ukurang daging ayam dengan mahalnya harga gas guna menutupi kerugian usaha.
"Kalau menaikan harga jual ke konsumen tidak mungin, paling kita cari ayam yang sedikit lebih kecil ukurannya dengan harga Rp12.000 per ekor. Yang penting pelanggan tidak kabur," katanya.
Salah satu agen Elpiji di Bekasi PT Bhakti Persada Gas, Agung, mengatakan, kenaikan tarif tersebut resmi diberlakukan PT Pertamina tentang penyesuaian harga Elpiji 12 kilogram dan 50 kilogram.
"Surat edarannya naik per tanggal 1 Januari 2014 ini," ujarnya.
Agung mengaku setiap harinya mengirim sekitar 60 unit tabung gas elpiji ukuran 12 kilogram ke sejumlah pengecer langganannya berikut surat keterangan resmi dari PT Pertamina.
''Biar pengecer percaya bahwa harganya sudah naik per 1 Januari 2014,'' katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014