PBB mengeluarkan peringatan bahwa tiga juta orang di bagian barat-laut Suriah menghadapi ancaman besar jika pemerintah melanjutkan serangannya terhadap warga sipil dan prasarana sipil.
"Sekretaris Jenderal mengatakan bahwa ia sangat terganggu oleh peningkatan yang terus berlangsung di bagian barat-laut Suriah dan prospek mengenai serangan yang bertambah dalam di Idlib, yang dapat memicu gelombang baru penderitaan manusia yang mempengaruhi lebih dari tiga juta orang." kata Stephane Dujarric, Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dalam satu taklimat pada Rabu malam.
Dengan mengutip pengutukan Guterres mengenai serangan yang berlanjut terhadap warga sipil, Dujarric mengatakan PBB "mendesak semua pihak agar sepenuhnya menghormati hukum kemanusiaan internasional".
"Sekretaris Jenderal kembali menyampaikan seruan mendesaknya agar Memo Kesepahaman September 2018 mengenai Idlib ditegakkan," tambah Dujarric, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam. Ia merujuk kepada kesepakatan gencatan senjata yang dicapai antara Turki dan Rusia.
Dujarric menambahkan bahwa kelompok kemanusiaan di lapangan di Idlib melaporkan tiga warga sipil tewas dan 14 cedera dalam bentrokan pada Selasa, termasuk perempuan dan anak-anak.
Ia mengutuk pengungsian dan penderitaan warga lokal, ribuan di antara mereka harus pindah ke beberapa lokasi berbeda beberapa kali untuk menghindari pemboman.
"Dan antara 1 Mei dan 18 Agustus tahun ini, 576.000 orang yang meninggalkan rumah mereka telah dicatat di bagian barat-laut negeri tersebut," katanya.
"Banyak orang telah terusir sampai lima kali, dan sebagian telah dipaksa pindah sebanyak 10 kali akibat pertempuran yang berkecamuk," katanya.
Turki dan Rusia pada September lalu sepakat mengubah Idlib menjadi zona penurunan ketegangan, tempat perbuatan agresi dengan tegas dilarang.
Zona penurunan ketegangan itu saat ini dihuni oleh empat juta warga sipil, termasuk ratusan ribu orang yang terusir dari rumah mereka oleh pasukan pemerintah dari kota besar dan kecil di seluruh negara yang dicabik pertempuran tersebut.
Ratusan ribu orang telah tewas dan lebih 10 juta orang kehilangan tempat tinggal selama konflik lebih dari delapan tahun di Suriah, kata PBB.
Sumber: Anadolu Agency.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Sekretaris Jenderal mengatakan bahwa ia sangat terganggu oleh peningkatan yang terus berlangsung di bagian barat-laut Suriah dan prospek mengenai serangan yang bertambah dalam di Idlib, yang dapat memicu gelombang baru penderitaan manusia yang mempengaruhi lebih dari tiga juta orang." kata Stephane Dujarric, Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dalam satu taklimat pada Rabu malam.
Dengan mengutip pengutukan Guterres mengenai serangan yang berlanjut terhadap warga sipil, Dujarric mengatakan PBB "mendesak semua pihak agar sepenuhnya menghormati hukum kemanusiaan internasional".
"Sekretaris Jenderal kembali menyampaikan seruan mendesaknya agar Memo Kesepahaman September 2018 mengenai Idlib ditegakkan," tambah Dujarric, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam. Ia merujuk kepada kesepakatan gencatan senjata yang dicapai antara Turki dan Rusia.
Dujarric menambahkan bahwa kelompok kemanusiaan di lapangan di Idlib melaporkan tiga warga sipil tewas dan 14 cedera dalam bentrokan pada Selasa, termasuk perempuan dan anak-anak.
Ia mengutuk pengungsian dan penderitaan warga lokal, ribuan di antara mereka harus pindah ke beberapa lokasi berbeda beberapa kali untuk menghindari pemboman.
"Dan antara 1 Mei dan 18 Agustus tahun ini, 576.000 orang yang meninggalkan rumah mereka telah dicatat di bagian barat-laut negeri tersebut," katanya.
"Banyak orang telah terusir sampai lima kali, dan sebagian telah dipaksa pindah sebanyak 10 kali akibat pertempuran yang berkecamuk," katanya.
Turki dan Rusia pada September lalu sepakat mengubah Idlib menjadi zona penurunan ketegangan, tempat perbuatan agresi dengan tegas dilarang.
Zona penurunan ketegangan itu saat ini dihuni oleh empat juta warga sipil, termasuk ratusan ribu orang yang terusir dari rumah mereka oleh pasukan pemerintah dari kota besar dan kecil di seluruh negara yang dicabik pertempuran tersebut.
Ratusan ribu orang telah tewas dan lebih 10 juta orang kehilangan tempat tinggal selama konflik lebih dari delapan tahun di Suriah, kata PBB.
Sumber: Anadolu Agency.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019