Hari itu Klinik KORPRI tampak sepi. Di halaman depan hanya terlihat parkir satu sepeda motor dan satu unit mobil ambulan. Di ruang pendaftaran juga tidak ada orang karena petugas sedang berada di dalam. Begitupun dengan ruang tunggu dan ruang periksa, suasananya sama sepi. Hanya ada deretan kursi tunggu pasien yang kosong. Begitulah suasana yang terlihat di klinik yang terletak di Jalan Pajajaran Baranangsiang tersebut.

“Memang masih sepi, masih jarang ada pasien yang berkunjung ke sini,” ungkap dr. Annisaul Fauziah, dokter umum yang sehari-hari bertugas disitu.

Menurutnya rata-rata kunjungan pasien hanya sekitar 4 sampai 5 orang per hari dan sampai siang itu baru 1 pasien yang berkunjung. Konon jumlah rata-rata tersebut sudah lebih baik daripada sebelum lebaran.

“Jadi kalau mau berobat yang cepat dilayani, ya kesini saja nggak antri,” selorohnya.
dr, Rubaeah, Ketua Unit Usaha KORPRI Kota Bogor, Jawa Barat.

Menurutnya suasana sedikit berbeda biasanya tampak pada hari Sabtu, karena jumlah pasien yang datang berobat sedikit lebih banyak. Apalagi untuk pasien yang membutuhkan pemeriksaan kesehatan gigi.

“Mungkin karena hari libur, jadi banyak yang mau berobat memeriksakan gigi,” lanjut Nisa.

Memang klinik yang diresmikan pada tanggal 3 Januari 2019 lalu itu, sudah disiapkan sebagai klinik yang memiliki pelayanan lengkap. Selain pelayanan dokter gigi dan dokter umum serta kebidanan, juga tersedia unit laboratorium dan unit farmasi, serta layanan ambulan bagi pasien yang perlu diantar ke rumah sakit rujukan.

Kedepan klinik yang menjadi salah satu unit usaha KORPRI Kota Bogor tersebut akan dikembangkan sebagai klinik yang tergolong representatif. Setidaknya klinik ini secara bertahap dibangun untuk bisa memiliki fisilitas pelayanan di atas puskesmas, yang pada saat ini rata-rata sudah mampu memberikan pelayanan kesehatan memadai kepada masyarakat.

Selain akan dilengkapi dengan unit pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk persalinan, klinik ini akan dilengkapi dengan unit pelayanan hemodialisa, serta sarana pemeriksaan kesehatan jantung dan paru bahkan menurut dr, Rubaeah, selaku Ketua Unit Usaha KORPRI Kota Bogor, pihaknya akan memperbanyak lagi jenis pelayanan kesehatan. Diantaranya baby spa serta melengkapi jenis pelayanan laboratorium yang saat ini relatif masih terbatas jenisnya.
Ruang pendaftaran di Klinik KORPRI Kota Bogor, Jawa Barat.

Terbersit juga gagasan untuk membangun layanan day care, walaupun disadari perlunya dipertimbangkan tentang lokasinya yang tidak mungkin menyatu dengan klinik. Untuk mendukung terwujudny rencana pengembangan klinik, saat ini pembangunan fisik ruang pelayanan kesehatan di lantai bawah sedang berlangsung.

“Kami berharap klinik ini bisa dipilih sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama atau FKTP oleh seluruh anggota KORPRI Kota Bogor,” katanya.

FKTP adalah unit pelayanan kesehatan yang dapat memberikan rujukan kepada para peserta BPJS untuk melakukan pengobatan tingkat lanjut jika diperlukan di rumah sakit.

Memang hal ini masih menjadi salah satu tantangan karena dari sekitar 7 ribuan lebih anggota KORPRI Kota Bogor, yang menjadikan klinik ini sebagai FKTP masih sekitar 150 jiwa. Namun demikian, sebagai sebuah unit usaha, menurutnya klinik ini sejak Mei lalu sudah bisa operasional secara mandiri.

Disadari Rubaeah, tidak mudah bagi setiap anggota KORPRI untuk menjadikan klinik ini sebagai FKTP. Ada beberapa kendala, diantarnya lokasi domisili anggota yang relatif jauh dari klinik. Oleh karena itu diharapkan para anggota KORPRI yang berdomisili relatif dekat dengan klinik bisa mulai memindahkan FKTP-nya ke klinik tersebut. Proses mutasi dapat dilakukan secara mudah melalui bantuan aplikasi yang dapat difasilitasi pihak klinik.
Ruang tunggu pasien di Klinik KORPRI Kota Bogor, Jawa Barat.

Saat ini di samping anggota KORPRI yang sudah terdaftar, terdapat pula sekitar 4.000 peserta PBJS yang sudah terdata berdasarkan data yang diberikan BPJS. Kota Bogor.    

“Dari data ini kami akan mendeteksi para penderita penyakit kronis yang nantinya akan kami bantu melalui penyelenggaraan senam prolanis sebulan sekali dan kunjungan rumah untuk memonitor kondisi pasien,” lanjut Rubaeah.

Meskipun namanya Klinik KORPRI, klinik ini terbuka pula buat masyarakat umum peserta BPJS lainnya.

Tecapainya jumlah lebih banyak peserta BPJS yang menjadikan klinik ini sebagai FKTP-nya, akan memungkinkan klinik ini beroperasi lebih laju dan berkembang dengan fasilitas pelayanan yang lebih lengkap. Oleh karenanya Rubaeah berharap kedepan nanti akan lebih banyaklagi anggota KORPRI Kota Bogor yang memindahkan FKTP-nya.

Imbauan seperti itu tidak lain,karena sebagai salah satu unit usaha, klinik ini hanya bisa maju dan berkembang jika mendapatkan dukungan para anggota KORPRI. Jadi para anggota KORPRI Kota Bogor, ada baiknya mulai menengok dan berkunjung keklinik ini.Setidaknya agar klinik ini tidaklagi kesepian. (Advertorial)

Pewarta: Humas Setdakot Bogor

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019