Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan produksi Migas di sumur lapangan YY Blok Offshore North West Java (ONWJ) mundur akibat insiden munculnya gelembung gas.
"Ada satu hal yang terjadi sumur pengembangan YY-1 di ONWJ, itu kemungkinan besar akan bergeser tahun depan," ujar Deputi Operasi SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman di Kantor SKK Migas, Jakarta, Jumat.
Fatar mengatakan mundurnya produksi Migas di ONWJ karena akan dilakukan pemulihan sumur serta pengeboran ulang. Sementara munculnya gelembung gas terjadi pada Jumat (12/7) di YYA-1 saat dilakukan pengeboran.
Saat ini Pertamina sebagai operator Hulu Energi ONWJ telah mengirim tim ahli untuk melakukan penyelidikan insiden tersebut. Menurutnya, yang menjadi prioritas adalah menurunkan perangkat penangkap tumpahan minyak agar tidak menyebar.
"Yang prioritas utamanya ketika minyak sudah mulai ke luar itu kita respon supaya minyak tak ke mana-mana," kata dia.
Awalnya, SKK Migas menargetkan Lapangan YY bisa mulai berproduksi pada September 2019. Lapangan YY Blok ONWJ merupakan salah satu andalan untuk meningkatkan produksi migas.
Lapangan YY diproyeksi bisa memproduksi minyak sebesar 4.000 barel per hari dan gas sebanyak 25 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Seluruh hasilnya bakal dipakai untuk kebutuhan domestik dan industri di sekitar wilayah kerja PHE ONWJ.
"Kami berusaha menangani, sehingga bisa direcover sehingga sumur di lapangan YY ini bisa beroperasi kembali," katanya.
Sebelumnya, Pertamina terus mengerahkan sumber daya terbaiknya untuk penanganan peristiwa yang terjadi di sekitar anjungan Lepas Pantai YY area Pertamina Hulu Energi ONWJ.
Tim-tim tersebut dilengkapi dengan lebih dari 20 kapal dan berbagai peralatan yang mendukung seperti oil boom dan puluhan drum dispersant.
Lokasi anjungan terletak sekitar 2 km dari pantai Utara Jawa, Karawang, Jawa Barat. PHE ONWJ telah mengaktifkan Incident Management Team (IMT) untuk menanggulangi kejadian tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Ada satu hal yang terjadi sumur pengembangan YY-1 di ONWJ, itu kemungkinan besar akan bergeser tahun depan," ujar Deputi Operasi SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman di Kantor SKK Migas, Jakarta, Jumat.
Fatar mengatakan mundurnya produksi Migas di ONWJ karena akan dilakukan pemulihan sumur serta pengeboran ulang. Sementara munculnya gelembung gas terjadi pada Jumat (12/7) di YYA-1 saat dilakukan pengeboran.
Saat ini Pertamina sebagai operator Hulu Energi ONWJ telah mengirim tim ahli untuk melakukan penyelidikan insiden tersebut. Menurutnya, yang menjadi prioritas adalah menurunkan perangkat penangkap tumpahan minyak agar tidak menyebar.
"Yang prioritas utamanya ketika minyak sudah mulai ke luar itu kita respon supaya minyak tak ke mana-mana," kata dia.
Awalnya, SKK Migas menargetkan Lapangan YY bisa mulai berproduksi pada September 2019. Lapangan YY Blok ONWJ merupakan salah satu andalan untuk meningkatkan produksi migas.
Lapangan YY diproyeksi bisa memproduksi minyak sebesar 4.000 barel per hari dan gas sebanyak 25 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Seluruh hasilnya bakal dipakai untuk kebutuhan domestik dan industri di sekitar wilayah kerja PHE ONWJ.
"Kami berusaha menangani, sehingga bisa direcover sehingga sumur di lapangan YY ini bisa beroperasi kembali," katanya.
Sebelumnya, Pertamina terus mengerahkan sumber daya terbaiknya untuk penanganan peristiwa yang terjadi di sekitar anjungan Lepas Pantai YY area Pertamina Hulu Energi ONWJ.
Tim-tim tersebut dilengkapi dengan lebih dari 20 kapal dan berbagai peralatan yang mendukung seperti oil boom dan puluhan drum dispersant.
Lokasi anjungan terletak sekitar 2 km dari pantai Utara Jawa, Karawang, Jawa Barat. PHE ONWJ telah mengaktifkan Incident Management Team (IMT) untuk menanggulangi kejadian tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019