Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan sebanyak 80 ribu warga di provinsi itu menggunakan Moda Raya Terpadu (MRT) setiap harinya.
"Pada awalnya target penumpang MRT per harinya hanya 65 ribu, namun saat ini telah mencapai angka di atas 80 ribu," kata dia, di Jakarta, Rabu, malam.
Menurut dia, hal itu merupakan bentuk hasil kerja sama semua pihak sejak dimulainya proyek MRT fase 1 hingga bisa dioperasionalkan.
Ia menilai dengan cukup tingginya kemauan masyarakat menggunakan transportasi umum seperti MRT diharapkan mampu menekan angka kemacetan di Ibu Kota.
Apalagi, lanjut dia, pemerintah juga ingin mengintegrasikan seluruh moda transportasi umum mulai dari tiket, rute, manajemen, pola pembayaran dan lain sebagainya dengan tujuan lebih banyak lagi warga Jakarta yang menggunakan MRT.
Menurut dia, membangun saja tanpa mengintegrasikan tidak akan memberikan insentif kepada masyarakat untuk berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan bahwa kendaraan umum jangan hanya dipandang sebagai alat untuk memindahkan badan dari satu tempat ke tempat lainnya, tapi juga mengintegrasikan masyarakat termasuk kesempatan berinteraksi.
Sementara itu, Direktur konstruksi pembangunan MRT fase 2 Silvia Halim mengatakan pihaknya tetap berkoordinasi dengan pemerintah dan melaporkan perkembangannya secara berkala.
"Tentunya nanti juga berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan sebagai kementerian terkait yang juga berhubungan dengan perizinan MRT," ujarnya.
Terkait kelanjutan fase 2, ia memastikan keselamatan para pekerja dengan memilih kontraktor yang berpengalaman.
Selain itu, kontraktor harus mempunyai sistem keselamatan sehingga pembangunan MRT dapat dipastikan aman untuk pekerja dan kendaraan yang lewat di sekitar area.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Pada awalnya target penumpang MRT per harinya hanya 65 ribu, namun saat ini telah mencapai angka di atas 80 ribu," kata dia, di Jakarta, Rabu, malam.
Menurut dia, hal itu merupakan bentuk hasil kerja sama semua pihak sejak dimulainya proyek MRT fase 1 hingga bisa dioperasionalkan.
Ia menilai dengan cukup tingginya kemauan masyarakat menggunakan transportasi umum seperti MRT diharapkan mampu menekan angka kemacetan di Ibu Kota.
Apalagi, lanjut dia, pemerintah juga ingin mengintegrasikan seluruh moda transportasi umum mulai dari tiket, rute, manajemen, pola pembayaran dan lain sebagainya dengan tujuan lebih banyak lagi warga Jakarta yang menggunakan MRT.
Menurut dia, membangun saja tanpa mengintegrasikan tidak akan memberikan insentif kepada masyarakat untuk berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan bahwa kendaraan umum jangan hanya dipandang sebagai alat untuk memindahkan badan dari satu tempat ke tempat lainnya, tapi juga mengintegrasikan masyarakat termasuk kesempatan berinteraksi.
Sementara itu, Direktur konstruksi pembangunan MRT fase 2 Silvia Halim mengatakan pihaknya tetap berkoordinasi dengan pemerintah dan melaporkan perkembangannya secara berkala.
"Tentunya nanti juga berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan sebagai kementerian terkait yang juga berhubungan dengan perizinan MRT," ujarnya.
Terkait kelanjutan fase 2, ia memastikan keselamatan para pekerja dengan memilih kontraktor yang berpengalaman.
Selain itu, kontraktor harus mempunyai sistem keselamatan sehingga pembangunan MRT dapat dipastikan aman untuk pekerja dan kendaraan yang lewat di sekitar area.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019