Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menyebutkan terjadi 17 kasus kecelakaan laut di beberapa objek wisata Laut Selatan Sukabumi.sejak libur Lebaran 2019, Kamis, (6/6) hingga Sabtu, (15/6).
"Hingga Sabtu pukul 18.30 WIB total ada 33 korban yang seluruhnya wisatawan tenggelam dan terbawa arus. Dari jumlah tersebut satu di antaranya meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palabuhanratu," kata Kepala Operasi dan SDM Balawista Kabupaten Sukabumi Okih Fajri Assidiqie di Sukabumi, Sabtu.
Menurutnya, masih tingginya angka kasus kecelakaan laut yang menimpa wisatawan ini disebabkan seluruh korban tidak mengindahkan peringatan dari petugas penjaga pantai atau life guard yang setiap waktu berpatroli sekaligus memberikan imbauan.
Peringatan tersebut selalu dianggap angin lalu oleh pengunjung yang tetap nekat berenang di daerah terlarang dan parahnya lagi mayoritas tidak bisa berenang hanya mengandalkan keberanian.
Pihaknya tidak pernah melarang wisatawan untuk melakukan aktivitas apapun di objek wisata laut, tetapi harus tetap mematuhi peraturan dan berenang di daerah aman yang sudah diberi pembatas oleh petugas.
Tidak menutup kemungkinan masih ada korban tenggelam atau terseret arus laut hingga Minggu, (16/6) karena sampai saat ini wisatawan cukup ramai di beberapa titik objek wisata. Tetapi tidak sepadat saat libur dan cuti bersama Idul Fitri 1440 Hijriah.
"Meskipun jumlah korban menurun dibandingkan tahun lalu, baik korban selamat maupun meninggal tetapi kami berupaya selama libur lebaran tidak ada kasus kecelakaan laut khususnya tenggelam atau terbawa arus," tambahnya.
Asep mengatakan Minggu merupakan hari terakhir operasi pengamanan, sehingga pihaknya berharap tidak ada lagi wisatawan yang mengalami kecelakaan. Pihaknya terus memperketat pengamanan bahkan untuk waktu operasi pun dipercepat yang biasanya pukul 07.00 WIB, sekarang menjadi pukul 05.30 WIB.
Aktivitas wisatawan di laut mulai ramai sejak pukul 06.00 WIB sehingga petugas harus lebih dahulu siaga di pos pengamanan untuk melakukan pemantauan dan pengawasan. (KR-ADR).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Hingga Sabtu pukul 18.30 WIB total ada 33 korban yang seluruhnya wisatawan tenggelam dan terbawa arus. Dari jumlah tersebut satu di antaranya meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palabuhanratu," kata Kepala Operasi dan SDM Balawista Kabupaten Sukabumi Okih Fajri Assidiqie di Sukabumi, Sabtu.
Menurutnya, masih tingginya angka kasus kecelakaan laut yang menimpa wisatawan ini disebabkan seluruh korban tidak mengindahkan peringatan dari petugas penjaga pantai atau life guard yang setiap waktu berpatroli sekaligus memberikan imbauan.
Peringatan tersebut selalu dianggap angin lalu oleh pengunjung yang tetap nekat berenang di daerah terlarang dan parahnya lagi mayoritas tidak bisa berenang hanya mengandalkan keberanian.
Pihaknya tidak pernah melarang wisatawan untuk melakukan aktivitas apapun di objek wisata laut, tetapi harus tetap mematuhi peraturan dan berenang di daerah aman yang sudah diberi pembatas oleh petugas.
Tidak menutup kemungkinan masih ada korban tenggelam atau terseret arus laut hingga Minggu, (16/6) karena sampai saat ini wisatawan cukup ramai di beberapa titik objek wisata. Tetapi tidak sepadat saat libur dan cuti bersama Idul Fitri 1440 Hijriah.
"Meskipun jumlah korban menurun dibandingkan tahun lalu, baik korban selamat maupun meninggal tetapi kami berupaya selama libur lebaran tidak ada kasus kecelakaan laut khususnya tenggelam atau terbawa arus," tambahnya.
Asep mengatakan Minggu merupakan hari terakhir operasi pengamanan, sehingga pihaknya berharap tidak ada lagi wisatawan yang mengalami kecelakaan. Pihaknya terus memperketat pengamanan bahkan untuk waktu operasi pun dipercepat yang biasanya pukul 07.00 WIB, sekarang menjadi pukul 05.30 WIB.
Aktivitas wisatawan di laut mulai ramai sejak pukul 06.00 WIB sehingga petugas harus lebih dahulu siaga di pos pengamanan untuk melakukan pemantauan dan pengawasan. (KR-ADR).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019