Sukabumi (Antara) - Tim Search and Rescue gabungan dari Sukabumi disiagakan menyusul tengelamnya kapal pengangkut imigran gelap yang tenggelam di perairan laut Agrabinta, Cianjur.
Informasi yang dihimpun dari anggota SAR kapal yang mengangkut puluhan imigran gelap asal Timur Tengah tersebut tenggelam di Kampung Genggong, Desa Sinarlaut, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur yang merupakan daerah perbatasan dengan perairan laut Sukabumi tepatnya di Kecamatan Tegalbuleud.
"Kami saat ini masih siaga, tetapi belum ke lokasi tempat kejadian musibah karena daerah tersebut merupakan wilayah Pos SAR Bandung, namun jika diminta diperbantukan kami akan langsung ke lokasi," kata Ketua Forum Komunikasi SAR Daerah Kabupaten Sukabumi Okih Fajri kepada Antara, Jumat.
Menurut Okih, dikhawatirkan ada imigran gelap yang mencoba menyelamatkan diri atau terdampar di wilayah Sukabumi, apalagi informasinya korban tewas pada peristiwa tersebut cukup banyak yang bisa saja jenazahnya terbawa arus hingga perairan laut Sukabumi.
Maka dari itu, pihaknya sampai saat ini masih terus memantau dan berkoordinasi baik dari anggota TNI Angkatan Laut maupun Pos SAR Bandung untuk ikut membantu baik dalam melakukan penyelamatan, pencarian maupun evakuasi imigran gelap tersebut.
Lebih lanjut, namun jika dilihat dari titik kordinat di lintang tujuh derajat lokasi tenggelamnya kapal pengangkut puluhan imigran gelap tersebut masih berada di wilayah perairan laut Sukabumi. Tapi diduga, karena arus maupun gelombang mengarah ke wilayah Cianjur, kapal nahas tersebut terbawa hingga ke Cianjur.
"Kami sudah siap-siap untuk diperbantukan jika diminya, namun jika ada laporan yang menyebutkan ada jenazah imigran gelap berada di wilayah Sukabumi kami akan langsung melakukan tindakan seperti evakuasi," tambahnya.
Sementara, Komandan Pos TNI AL Palabuhanratu, Lettu Ridwan mengatakan sampai saat ini pihaknya belum menerima informasi adanya imigran gelap korban kapal tenggelam di Cianjur terdampar di Sukabumi.
"Kami sampai saat ini masih memantau perkembangannya dan sudah menugaskan anggota kami bersiaga untuk diperbantukan," kata Ridwa.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013
Informasi yang dihimpun dari anggota SAR kapal yang mengangkut puluhan imigran gelap asal Timur Tengah tersebut tenggelam di Kampung Genggong, Desa Sinarlaut, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur yang merupakan daerah perbatasan dengan perairan laut Sukabumi tepatnya di Kecamatan Tegalbuleud.
"Kami saat ini masih siaga, tetapi belum ke lokasi tempat kejadian musibah karena daerah tersebut merupakan wilayah Pos SAR Bandung, namun jika diminta diperbantukan kami akan langsung ke lokasi," kata Ketua Forum Komunikasi SAR Daerah Kabupaten Sukabumi Okih Fajri kepada Antara, Jumat.
Menurut Okih, dikhawatirkan ada imigran gelap yang mencoba menyelamatkan diri atau terdampar di wilayah Sukabumi, apalagi informasinya korban tewas pada peristiwa tersebut cukup banyak yang bisa saja jenazahnya terbawa arus hingga perairan laut Sukabumi.
Maka dari itu, pihaknya sampai saat ini masih terus memantau dan berkoordinasi baik dari anggota TNI Angkatan Laut maupun Pos SAR Bandung untuk ikut membantu baik dalam melakukan penyelamatan, pencarian maupun evakuasi imigran gelap tersebut.
Lebih lanjut, namun jika dilihat dari titik kordinat di lintang tujuh derajat lokasi tenggelamnya kapal pengangkut puluhan imigran gelap tersebut masih berada di wilayah perairan laut Sukabumi. Tapi diduga, karena arus maupun gelombang mengarah ke wilayah Cianjur, kapal nahas tersebut terbawa hingga ke Cianjur.
"Kami sudah siap-siap untuk diperbantukan jika diminya, namun jika ada laporan yang menyebutkan ada jenazah imigran gelap berada di wilayah Sukabumi kami akan langsung melakukan tindakan seperti evakuasi," tambahnya.
Sementara, Komandan Pos TNI AL Palabuhanratu, Lettu Ridwan mengatakan sampai saat ini pihaknya belum menerima informasi adanya imigran gelap korban kapal tenggelam di Cianjur terdampar di Sukabumi.
"Kami sampai saat ini masih memantau perkembangannya dan sudah menugaskan anggota kami bersiaga untuk diperbantukan," kata Ridwa.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013