PT Estika Tata Tiara Tbk (Kibif) melakukan perluasan unit bisnis pengolahan makanan, untuk meningkatkan kapasitas produksi hingga 300 persen atas produk-produk olahan makanan dan cold storage dalam kurun waktu setahun.
Pembangunan perluasan unit bisnis pengolahan itu ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin (20/5).
“Langkah yang sangat positif bagi Kibif dalam meningkatkan kapasitas produksi daging sapi olahan. Di Indonesia daging sapi merupakan komoditas dengan nilai ekonomis cukup tinggi,” kata Rosan.
Ia mengatakan, dalam lima tahun terakhir produksi daging sapi di dalam negeri meningkat signifikan, namun kenaikan itu belum disertai peningkatan kapasitas produksi untuk mengimbangi konsumsi daging sapi masyarakat Indonesia yang terus meningkat.
Menurut dia, Kibif yang 20 persen sahamnya telah ditawarkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dikenal sebagai produsen dan distributor makanan olahan terintegrasi terkemuka di Indonesia.
Kibif juga telah memasuki era transformasi, di mana industri makanan dalam cakupan yang lebih luas, tidak hanya berupa daging sapi, tetapi meluas hingga makanan hasil pengolahan siap saji dan makanan beku yang siap dikonsumsi.
“Diharapkan dengan semakin banyaknya pabrik-pabrik makanan olahan, terutama yang berbasis protein dapat berkontribusi untuk meningkatkan konsumsi makanan protein per kapita bagi masyarakat Indonesia,” kata Rosan.
Sementara itu, Direktur Utama PT Estika Tata Tiara Tbk, Yustinus Sadmoko mengatakan perluasan fasilitas baru Kibif di Subang bertujuan untuk menunjang lini bisnis produksi bakso, daging sapi portion cut, chicken nugget (naget ayam), dan produk makanan olahan lainnya.
“Penambahan fasilitas ini diharapkan secara bertahap dapat meningkatkan produksi dari 40 ton menjadi 80 ton per hari atau 2.000 ton per bulan,” katanya.
Pada tahun 2018 tingkat konsumsi daging per kapita di lima negara anggota Asean-Thailand, Filipina, Singapura, Malaysia, dan Indonesia sebesar 4,5 kilogram dengan produk domestik bruto (PDB) per kapita mencapai 5.144 dolar AS.
Di sisi lain, konsumsi daging sapi per kapita di Indonesia masih berada di bawah rata-rata, yaitu 2,6 kg per kapita dan PDB per kapita sebesar 3.932 dolar AS.
Perluasan pembangunan pabrik makanan olahan dan cold storage di Subang, Kibif diharapkan dapat berkontribusi positif untuk meningkatkan konsumsi makanan berprotein dan halal bagi masyarakat Indonesia.
"Kami menargetkan dalam waktu lima tahun ke depan, Kibif akan menjadi salah satu produsen makanan olahan terbaik di Indonesia,” kata Yustinus.
Hadir dalam kegiatan itu, Camat Kalijati Lukita Harjana, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri Pengolahan Makanan dan Peternakan Juan Permata Adoe, Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia MS Hidayat, Presiden Komisaris PT Estika Tata Tiara Tbk Gita Sapta Adi, dan Direktur Utama PT Estika Tata Tiara Tbk Yustinus Sadmoko.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
Pembangunan perluasan unit bisnis pengolahan itu ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin (20/5).
“Langkah yang sangat positif bagi Kibif dalam meningkatkan kapasitas produksi daging sapi olahan. Di Indonesia daging sapi merupakan komoditas dengan nilai ekonomis cukup tinggi,” kata Rosan.
Ia mengatakan, dalam lima tahun terakhir produksi daging sapi di dalam negeri meningkat signifikan, namun kenaikan itu belum disertai peningkatan kapasitas produksi untuk mengimbangi konsumsi daging sapi masyarakat Indonesia yang terus meningkat.
Menurut dia, Kibif yang 20 persen sahamnya telah ditawarkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dikenal sebagai produsen dan distributor makanan olahan terintegrasi terkemuka di Indonesia.
Kibif juga telah memasuki era transformasi, di mana industri makanan dalam cakupan yang lebih luas, tidak hanya berupa daging sapi, tetapi meluas hingga makanan hasil pengolahan siap saji dan makanan beku yang siap dikonsumsi.
“Diharapkan dengan semakin banyaknya pabrik-pabrik makanan olahan, terutama yang berbasis protein dapat berkontribusi untuk meningkatkan konsumsi makanan protein per kapita bagi masyarakat Indonesia,” kata Rosan.
Sementara itu, Direktur Utama PT Estika Tata Tiara Tbk, Yustinus Sadmoko mengatakan perluasan fasilitas baru Kibif di Subang bertujuan untuk menunjang lini bisnis produksi bakso, daging sapi portion cut, chicken nugget (naget ayam), dan produk makanan olahan lainnya.
“Penambahan fasilitas ini diharapkan secara bertahap dapat meningkatkan produksi dari 40 ton menjadi 80 ton per hari atau 2.000 ton per bulan,” katanya.
Pada tahun 2018 tingkat konsumsi daging per kapita di lima negara anggota Asean-Thailand, Filipina, Singapura, Malaysia, dan Indonesia sebesar 4,5 kilogram dengan produk domestik bruto (PDB) per kapita mencapai 5.144 dolar AS.
Di sisi lain, konsumsi daging sapi per kapita di Indonesia masih berada di bawah rata-rata, yaitu 2,6 kg per kapita dan PDB per kapita sebesar 3.932 dolar AS.
Perluasan pembangunan pabrik makanan olahan dan cold storage di Subang, Kibif diharapkan dapat berkontribusi positif untuk meningkatkan konsumsi makanan berprotein dan halal bagi masyarakat Indonesia.
"Kami menargetkan dalam waktu lima tahun ke depan, Kibif akan menjadi salah satu produsen makanan olahan terbaik di Indonesia,” kata Yustinus.
Hadir dalam kegiatan itu, Camat Kalijati Lukita Harjana, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri Pengolahan Makanan dan Peternakan Juan Permata Adoe, Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia MS Hidayat, Presiden Komisaris PT Estika Tata Tiara Tbk Gita Sapta Adi, dan Direktur Utama PT Estika Tata Tiara Tbk Yustinus Sadmoko.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019