Cisarua, Bogor (Antara) - Lembaga konservasi "eksitu` (di luar habitat alami) Taman Safari Indonesia Cisarua, Bogor, memperingati Hari Badak se-dunia 2013 bekerja sama dengan Yayasan Badak Indonesia (YABI).

"Mudah-mudahan dengan peringatan Hari Badak se-dunia ini masyarakat makin mengenal satwa badak, di mana Indonesia mempunyai dua dari lima spesies badak dunia, yakni cula satu di Ujung Kulon dan cula dua di Sumatera," kata Direktur Taman Safari Indonesia (TSI) Group Frans Manansang di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin.

Didampingi Humas TSI Cisarua Yuliu H Suprihardo, ia menjelaskan bahwa Hari Badak se-dunia atau "World Rhino Day" yang jatuh setiap tanggal 22 September, diperingati di TSI Cisarua dilakukan dengan tujuan mengingatkan semua pihak akan kondisi badak dunia.

"Terutama badak Indonesia yaitu badak sumatera dan badak jawa yang semakin terancam punah akibat perburuan dan penyempitan habitat karena perambahan, konversi hutan menjadi perladangan, dan `illegal logging`," katanya.

Seperti warga di belahan dunia lainnya, YABI bekerja sama dengan TSI merayakan Hari Badak se-dunia guna berpartisipasi menyerukan pelestarian satwa langka itu.

Sementara itu, Direktur Eksekutif YABI Widodo S Ramono mengemukakan bahwa badak sumatera populasinya kini hanya berkisar 100 individu di Indonesia dan Malaysia.

Sedangkan badak jawa hanya terdapat di semenanjung Ujung Kulon, Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, dan populasinya hanya berkisar 50 individu.

"Terima kasih kepada Taman Safari Indonesia yang telah memberikan fasilitas untuk YABI untuk bersama menyelenggarakan peringatan Hari Badak se-dunia, yang untuk pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia," katanya.

Dia mengatakan bahwa sebagai pemilik dua spesies dari lima spesies badak dunia, Indonesia merasa bangga sekaligus berkewajiban untuk melestarikan kedua spesies itu, menjadi "heritage" warisan bangsa yang harus diselamatkan.

"Melalui peringatan Hari Badak se-dunia dan keberhasilan TSI yang sukses memelihara dan menangkarkan satwa-satwa yang dipelihara, memberikan dukungan semangat bagi kita sekalian untuk melanjutkan dan memperluas keberhasilan kita dalam melindunginya, menangkarkan dan melestarikan badak-badak Indonesia," kata Widodo S Ramono.

Sementara itu, Dr M Agil dari Institut Pertanian Bogor yang juga anggota Pembina YABI mengatakan bahwa badak sangat penting sebagai subjek/pelaku "seed dispersal" yang akan mempertahankan keutuhan dan kelengkapan hutan dan habitat satwa.

Ia mengatakan badak yang memiliki daerah jelajah yang sangat luas, sangat penting berperanan dalam "Re-Juvenasi" tanaman dalam ekosistem hutan.

"Jadi, mari kita lindungi badak sesuai pesan dalam `World Rhino Day`," katanya.

Pewarta: Oleh Andi Jauhari

Editor : Teguh Handoko


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013