Bekasi (Antara) - Kepolisian Sektor Pondokgede, Kota Bekasi, Jawa Barat, mengintensifkan razia ke sejumlah tempat nongkrong atau "kongkow" muda-mudi di wilayah setempat guna mengantisipasi kemungkinan adanya aksi premanisme.
"Operasi ini dalam rangka menjaga kemanan dan ketertiban di wilayah hukum Polsek Pondokgede," kata Kasi Humas Polsek Pondokgede Apitu Kusnandar saat merazia sebuah warung di Jalan Raya Hankam, Sabtu malam.
Dalam kegiatan tersebut, polisi melakukan pemeriksaan terhadap muda-mudi yang umumnya dari kalangan usia pelajar/mahasiswa saat mereka asyik nongkrong di pinggiran jalan.
"Kami melakukan razia ini untuk menekan aksi premanisme yang kerap meresahkan warga," kata Kusnandar.
Menurut dia, peristiwa kekerasan dan kriminalisme kerap terjadi di wilayah setempat, seperti tawuran antarpelajar atau warga, pencurian dengan kekerasan, dan lainnya.
Dalam kegiatan itu, kata dia, polisi minta muda-mudi tersebut memperlihatkan kartu indentitas seperti KTP atau kartu pelajar, dan membubarkan mereka agar pulang ke rumah masing-masing.
"Kami berharap pada pukul 00.00 WIB malam ini tidak ada lagi warga yang berkumpul dan nongkrong seperti ini, karena bisa mengundang terjadinya tindak kriminalitas," ujarnya.
Kusnandar mengatakan, operasi akan rutin diselenggarakan dengan sasaran sejumlah lokasi keramaian yang dinilai rawan terjadinya tindak kriminalitas.
"Hingga kini kami belum menemukan benda atau komunitas yang mencurigakan. Kami mengantisipasi hal itu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013
"Operasi ini dalam rangka menjaga kemanan dan ketertiban di wilayah hukum Polsek Pondokgede," kata Kasi Humas Polsek Pondokgede Apitu Kusnandar saat merazia sebuah warung di Jalan Raya Hankam, Sabtu malam.
Dalam kegiatan tersebut, polisi melakukan pemeriksaan terhadap muda-mudi yang umumnya dari kalangan usia pelajar/mahasiswa saat mereka asyik nongkrong di pinggiran jalan.
"Kami melakukan razia ini untuk menekan aksi premanisme yang kerap meresahkan warga," kata Kusnandar.
Menurut dia, peristiwa kekerasan dan kriminalisme kerap terjadi di wilayah setempat, seperti tawuran antarpelajar atau warga, pencurian dengan kekerasan, dan lainnya.
Dalam kegiatan itu, kata dia, polisi minta muda-mudi tersebut memperlihatkan kartu indentitas seperti KTP atau kartu pelajar, dan membubarkan mereka agar pulang ke rumah masing-masing.
"Kami berharap pada pukul 00.00 WIB malam ini tidak ada lagi warga yang berkumpul dan nongkrong seperti ini, karena bisa mengundang terjadinya tindak kriminalitas," ujarnya.
Kusnandar mengatakan, operasi akan rutin diselenggarakan dengan sasaran sejumlah lokasi keramaian yang dinilai rawan terjadinya tindak kriminalitas.
"Hingga kini kami belum menemukan benda atau komunitas yang mencurigakan. Kami mengantisipasi hal itu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013