Eko Yuli Irawan mengungkapkan jika pada bulan puasa nanti atlet angkat besi Indonesia itu tetap menjalani latihan seperti biasa berbarengan dengan menunaikan ibadah wajib bagi umat Islam di bulan Ramadhan.
"Kita selama ini alhamdulillah tetap puasa walaupun latihan," ungkap Eko di Jakarta, Sabtu.
Tidak makan dan minum dari fajar hingga terbenam matahari tidak menjadi alasan bagi peraih medali perak Olimpiade Rio 2016 itu untuk menjalani jadwal latihan pelatnas yang ketat.
"Karena latihan tetap di dalam gedung. Kita tidak lari-larian. Justru di bulan puasa lebih nyaman karena waktunya jadi kelihatan lebih singkat karena kita bangun tidur setelah itu jam 9 latihan, jam 12 selesai. Paling mandi, shalat dan istirahat."
"Jam setengah empat sudah siap latihan, belum selesai latihan sudah adzan maghrib, waktunya jadi lebih cepat," kata atlet asal Lampung itu.
Hanya jam makan saja yang diubah. Selain itu, Eko juga perlu menjaga berat badannya setelah seharian berpuasa dan latihan.
Namun demikian, Eko mengungkapkan dulu pernah beradu argumen dengan pelatihnya ihwal menjalani latihan di bulan Ramadhan.
"Pelatih beranggapan logis kan ya kalau enggak makan tenaga dari mana? Begitu pemikirannya. Saya enggak. Saya tetap puasa sampai berantem sama pelatih."
"Kita percaya Yang Maha Kuasa bisa memberi yang tidak mungkin jadi mungkin. Percaya di situ saja. Lagipula kita juga kalau mau tanding selalu diet. Ini buat latihan."
Akan tetapi ada juga momen ketika Eko harus meninggalkan ibadah puasa yaitu ketika turun di Olimpiade London 2012.
"Itu kan Juli. Tinggal beberapa minggu lagi Olimpiade jadi mau enggak mau puasanya pas libur latihan saja." kata Eko yang meraih medali perunggu di Olimpiade London itu. (ANT-BPJ).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Kita selama ini alhamdulillah tetap puasa walaupun latihan," ungkap Eko di Jakarta, Sabtu.
Tidak makan dan minum dari fajar hingga terbenam matahari tidak menjadi alasan bagi peraih medali perak Olimpiade Rio 2016 itu untuk menjalani jadwal latihan pelatnas yang ketat.
"Karena latihan tetap di dalam gedung. Kita tidak lari-larian. Justru di bulan puasa lebih nyaman karena waktunya jadi kelihatan lebih singkat karena kita bangun tidur setelah itu jam 9 latihan, jam 12 selesai. Paling mandi, shalat dan istirahat."
"Jam setengah empat sudah siap latihan, belum selesai latihan sudah adzan maghrib, waktunya jadi lebih cepat," kata atlet asal Lampung itu.
Hanya jam makan saja yang diubah. Selain itu, Eko juga perlu menjaga berat badannya setelah seharian berpuasa dan latihan.
Namun demikian, Eko mengungkapkan dulu pernah beradu argumen dengan pelatihnya ihwal menjalani latihan di bulan Ramadhan.
"Pelatih beranggapan logis kan ya kalau enggak makan tenaga dari mana? Begitu pemikirannya. Saya enggak. Saya tetap puasa sampai berantem sama pelatih."
"Kita percaya Yang Maha Kuasa bisa memberi yang tidak mungkin jadi mungkin. Percaya di situ saja. Lagipula kita juga kalau mau tanding selalu diet. Ini buat latihan."
Akan tetapi ada juga momen ketika Eko harus meninggalkan ibadah puasa yaitu ketika turun di Olimpiade London 2012.
"Itu kan Juli. Tinggal beberapa minggu lagi Olimpiade jadi mau enggak mau puasanya pas libur latihan saja." kata Eko yang meraih medali perunggu di Olimpiade London itu. (ANT-BPJ).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019