Seameo Biotrop bersama DPP Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) dan instansi lainnya membentuk gugus untuk menyelamatkan Sungai Ciliwung, menyusul kondisi Sungai Ciliwung yang memrihatinkan dan memantik keprihatinan banyak pihak.

Demikian antara lain keterangan yang dihimpun ANTARA di Bogor, Sabtu, sebagai bagian dari hasil pelaksanaan Forum Group Discussion (FGD) "Membangun Sinergi dan Kolaborasi Pengelolaan Sungai Ciliwung: Aksi Bersama Gerakan Cinta Ciliwung" di Gedung HA IPB, Jumat (5/4/2019).

Deputi Direktur Administrasi Seameo Biotrop Zulhamsyah Ilham menjelaskan, sinergi ini dilakukan untuk menyelamatkan Sungai Ciliwung mulai dari hulu di Cisarua Kabupaten Bogor Jawa Barat, hingga hilir di Teluk Jakarta, dengan panjang sekitar 117 kilometer.

Zulhamsyah Ilham yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Hubungan Alumni Antar Perguruan Tinggi, Lembaga non-Pemerintah dan Lembaga Internasional pada Himpunan Alumni (HA) IPB itu menjelaskan pula bahwa gugus ini akan melakukan perbaikan ataupun pembangunan di wilayah hulu maupun tengah Sungai Ciliwung.

"Sehingga persoalan banjir di tengan ataupun hilir (ciliwung) bisa teratasi, kalau seandainya daerah atas (puncak) bisa dikelola dengan baik," katanya kepada awak media.

Lembaga yang terlibat dalam gugus itu antata lain adalah DPP HA IPB, DPC HA IPB Bogor, ILUNI, Lawalata, Departemen MSP IPB, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor, Dinas Pertanian Kota Bogor, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, Desa Eko Village, SEAMEO BIOTROP.

Berikutnya juga HIMASPER IPB, HIMAKOVA IPB, LPPM IPB, P4W IPB,PPLH IPB, Konsorsium Save Puncak, Komunitas Peduli Ciliwung Bogor, BP DAS Ciliwung, Komunitas Sabtuan, dan Badan Litbang BAPPEDA Kabupaten Bogor.

Kehadiran gugus itu menurutnya lebih lanjut, menjadi pelengkap bagi tim patroli Ciliwung maupun tim naturalisasi Ciliwung yang sudah lebih dulu terbentuk.

Penyadaran masyarakat merawat Sungai Ciliwung

Menurutnya Zulhamsyah pula, sampai sekarang belum ditetapkan komando gugus ada pada pemerintah daerah, ataupun secara mandiri.

"Kegiatan pertama, memberikan edukasi kepada masyarakat, dan pelajar. Penyadaran masyarakat merawat Sungai Ciliwung," kata Zulhamsyah lagi.

Pihaknya juga sempat melalukan pemeriksaan terhadap kesehatan Sungai Ciliwung, namun sayangnya hasil dari pemeriksaan itu baru bisa dikeluar sekitar 14 hari dari pekan lalu.

"Kita melakukan pemeriksaan kesehatan sungai, kandungan oksigen, dan beberapa unsur organik yang lain," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) Kota Bogor Jawa Barat telah membeberkan hasil penelitiannya terhadap ribuan rumah yang berdiri di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung.

Hasilnya tercatat sebanyak 5.652 rumah di Kota Bogor Jawa Barat masyarakatnya membuang tinja langsung ke Sungai Ciliwung itu.

Ketua KPC Kota Bogor Een Irawan menjelaskan, ribuan rumah tersebut tersebar di 13 Kelurahan, yang lokasinya bertepatan dengan DAS Ciliwung.

Meski mayoritas rumah itu memiliki jamban, katanya lebih lanjut, tetapi tidak satupun memiliki saptic tank, sehingga tinja dari jamban langsung mengalir ke bibir sungai.

"Mereka rata-rata punya toilet di rumahnya. Tapi paralonnya langsung ke Ciliwung," katanya. (ANT-BPJ).

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019