Sebanyak tiga peneliti perempuan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di sejumlah bidang membagikan kisah inspiratifnya dalam taklimat media di Jakarta, Jumat.
Peneliti perempuan yang membagikan kisah inspiratifnya yakni Athanasia Amanda Septevani (peneliti Pusat Penelitian Kimia LIPI), Intan Suci Nurhati (peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI), dan Kartika Dewi (peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI).
"Ini merupakan upaya kami dalam menyebarkan energi positif kepada para perempuan di Indonesia dan mendorong semangat perempuan untuk mengambil peran sains dan teknologi," ujar Sekretaris Utama LIPI, Nur Tri Aries.
Athanasia Amanda Septevani merupakan peneliti bidang polimer, nanokomposit dan nanateknologi pada Pusat Penelitian Kimia LIPI. Amanda bergabung sebagai peneliti. Amanda meraih gelar master dan doktoral di The University of Queensland, Australia bidang material sains.
Pada 2018, Amanda memperoleh penghargaan L'Oreal UNESCO Women in Science 2018 atas penelitiannya terkait nanopaper berbasis biomassa serat nanoselulosa alami sebagai layar perangkat elektronik masa depan.
"Hasil penelitian ini diharapkan sebagai pengganti layar perangkat elektronik seperti gawai dan televisi, yang bahannya kaku dan mudah retak, serta berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui," ujar Amanda,
Sementara, Intan Suci Nurhati merupakan peneliti terumbu karang di Pusat Penelitian Oseanografi LIPI. Sejak bergabung pada 2015, Intan menekuni arsip-arsip alam seperti perubahan temperatur, curah hujan, dan terumbu karang di Indonesia. Salah satu kajian Intan adalah karang sebagai indikator perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.
"Melalui penelitian melalui terumbu karang ini, bisa mengetahui perubahan iklim dari dulu sampai sekarang," kata Intan.
Intan meraih gelar doktor pada 2010 di Georgia Institute of Technology, Amerika Serikat dengan fokus Earth & Atmospheric Sciences with Certificate in Environmental Public Policy. Pada 2018, Intan meraih LIPI Young Scientist Award (LYSA) 2018 atas konsistensinya dan memiliki rekam jejak yang baik dalam melakukan penelitian.
Sedangkan Kartika Dewi adalah peneliti bidang zoologi pada Pusat Penelitian Biologi LIPI. Bergabung sebagai peneliti sejak tahun 2005, fokus penelitian Kartika adalah nematoda parasit pada hewan liar di Indonesia.
Kartika meraih gelar doktor bidang Veterinary Science, Rakuno Gakuen University di Jepang. Salah satu penelitiannya yakni nematoda parasit pada jenis-jenis katak di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
Peneliti perempuan yang membagikan kisah inspiratifnya yakni Athanasia Amanda Septevani (peneliti Pusat Penelitian Kimia LIPI), Intan Suci Nurhati (peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI), dan Kartika Dewi (peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI).
"Ini merupakan upaya kami dalam menyebarkan energi positif kepada para perempuan di Indonesia dan mendorong semangat perempuan untuk mengambil peran sains dan teknologi," ujar Sekretaris Utama LIPI, Nur Tri Aries.
Athanasia Amanda Septevani merupakan peneliti bidang polimer, nanokomposit dan nanateknologi pada Pusat Penelitian Kimia LIPI. Amanda bergabung sebagai peneliti. Amanda meraih gelar master dan doktoral di The University of Queensland, Australia bidang material sains.
Pada 2018, Amanda memperoleh penghargaan L'Oreal UNESCO Women in Science 2018 atas penelitiannya terkait nanopaper berbasis biomassa serat nanoselulosa alami sebagai layar perangkat elektronik masa depan.
"Hasil penelitian ini diharapkan sebagai pengganti layar perangkat elektronik seperti gawai dan televisi, yang bahannya kaku dan mudah retak, serta berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui," ujar Amanda,
Sementara, Intan Suci Nurhati merupakan peneliti terumbu karang di Pusat Penelitian Oseanografi LIPI. Sejak bergabung pada 2015, Intan menekuni arsip-arsip alam seperti perubahan temperatur, curah hujan, dan terumbu karang di Indonesia. Salah satu kajian Intan adalah karang sebagai indikator perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.
"Melalui penelitian melalui terumbu karang ini, bisa mengetahui perubahan iklim dari dulu sampai sekarang," kata Intan.
Intan meraih gelar doktor pada 2010 di Georgia Institute of Technology, Amerika Serikat dengan fokus Earth & Atmospheric Sciences with Certificate in Environmental Public Policy. Pada 2018, Intan meraih LIPI Young Scientist Award (LYSA) 2018 atas konsistensinya dan memiliki rekam jejak yang baik dalam melakukan penelitian.
Sedangkan Kartika Dewi adalah peneliti bidang zoologi pada Pusat Penelitian Biologi LIPI. Bergabung sebagai peneliti sejak tahun 2005, fokus penelitian Kartika adalah nematoda parasit pada hewan liar di Indonesia.
Kartika meraih gelar doktor bidang Veterinary Science, Rakuno Gakuen University di Jepang. Salah satu penelitiannya yakni nematoda parasit pada jenis-jenis katak di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019