Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat Asep Wahyu Wijaya mengaku kaget atas penangkapan salah seorang politisi partai ini berinisial AA atas dugaan keterlibatan narkoba.
"Kaget ya, karena AA itu aktivis. Cukup besar namanya sebagai aktivis. Kritikannya otentik yang diperlukan negeri ini," kata Asep Wahyu Wijaya ketika dihubungi, Selasa.
Asep mengatakan hal tersebut menjadi pelajaran untuk semua politisi dan kader partai.
Menurut dia, frekuensi aktivitas seorang politisi di zaman sekarang ini terkadang melampaui batas, sehingga jangan sampai hal ini mendorong seorang aktivis atau politisi untuk menggunakan narkoba.
"Sebagai contohnya kita di Jabar ini bisa dilakukan dengan menikmati semua proses politik, serius sambil santai, sehingga tidak ada kebutuhan untuk doping," ujarnya.
Dia mengatakan DPP Partai Demokrat langsung menggelar rapat terkait kasus ini dan mendampingi AA di kepolisian, sehingga akan diketahui langkah lanjutan partai terkait hal ini.
Lebih lanjut ia mengatakan berita penangkapan AA adalah masalah personal, bukan partai sehingga tidak akan berpengaruh pada kepartaian menjelang Pileg dan Pilpres 2019.
Sebelumnya, penyidik Direktorat Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse dan Kriminal Polri menciduk seorang pengurus partai berinisial AA yang diduga terkait penyalahgunaan narkoba.
Kepala Bareskrim Polri Komjen Idham Azis dikonfirmasi di Jakarta, Senin (4/3), membenarkan penangkapan politisi partai itu. "Ya benar," kata Komjen Idham.
Berdasarkan informasi, polisi menciduk politisi itu di salah satu hotel di kawasan Slipi Jakarta Barat pada Minggu (3/3).
Diduga politisi itu menggunakan sabu-sabu sebelum dilakukan penggerebekan oleh tim khusus Dittipid Narkoba Bareskrim Polri.
Polisi juga membongkar "kloset" dibantu pihak hotel untuk mencari barang bukti alat isap sabu (bong).
Seiring kabar penangkapan politisi berinisial AA, beredar pula foto yang diduga politisi Demokrat Andi Arief yang sedang duduk di dalam sel beralaskan kasur berwarna pink.
Editor Berita: Budisantoso Budiman.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Kaget ya, karena AA itu aktivis. Cukup besar namanya sebagai aktivis. Kritikannya otentik yang diperlukan negeri ini," kata Asep Wahyu Wijaya ketika dihubungi, Selasa.
Asep mengatakan hal tersebut menjadi pelajaran untuk semua politisi dan kader partai.
Menurut dia, frekuensi aktivitas seorang politisi di zaman sekarang ini terkadang melampaui batas, sehingga jangan sampai hal ini mendorong seorang aktivis atau politisi untuk menggunakan narkoba.
"Sebagai contohnya kita di Jabar ini bisa dilakukan dengan menikmati semua proses politik, serius sambil santai, sehingga tidak ada kebutuhan untuk doping," ujarnya.
Dia mengatakan DPP Partai Demokrat langsung menggelar rapat terkait kasus ini dan mendampingi AA di kepolisian, sehingga akan diketahui langkah lanjutan partai terkait hal ini.
Lebih lanjut ia mengatakan berita penangkapan AA adalah masalah personal, bukan partai sehingga tidak akan berpengaruh pada kepartaian menjelang Pileg dan Pilpres 2019.
Sebelumnya, penyidik Direktorat Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse dan Kriminal Polri menciduk seorang pengurus partai berinisial AA yang diduga terkait penyalahgunaan narkoba.
Kepala Bareskrim Polri Komjen Idham Azis dikonfirmasi di Jakarta, Senin (4/3), membenarkan penangkapan politisi partai itu. "Ya benar," kata Komjen Idham.
Berdasarkan informasi, polisi menciduk politisi itu di salah satu hotel di kawasan Slipi Jakarta Barat pada Minggu (3/3).
Diduga politisi itu menggunakan sabu-sabu sebelum dilakukan penggerebekan oleh tim khusus Dittipid Narkoba Bareskrim Polri.
Polisi juga membongkar "kloset" dibantu pihak hotel untuk mencari barang bukti alat isap sabu (bong).
Seiring kabar penangkapan politisi berinisial AA, beredar pula foto yang diduga politisi Demokrat Andi Arief yang sedang duduk di dalam sel beralaskan kasur berwarna pink.
Editor Berita: Budisantoso Budiman.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019