Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh proses infeksi (tidak infeksius) sehingga tidak menularkan kepada orang lain. Penyakit tidak menular akhir-akhir ini menjadi trend dan meningkat terus jumlah kasusnya karena berbagai faktor yaitu diantaranya pengaruh transisi epidemiologi, transisi lingkungan, transisi demografis, ekonomi, sosial budaya (lifestyle, modernisasi), dll.

Selain itu penyakit tidak menular menjadi masalah kesehatan masyarakat karena peningkatan PTM berdampak negatif pada ekonomi dan produktivitas bangsa, pengobatan PTM seringkali memakan waktu lama dan memerlukan biaya besar serta beberapa jenis PTM adalah penyakit kronik dan/atau katastropik yang dapat mengganggu ekonomi penderita dan keluarganya dengan salah satu dampak PTM adalah terjadinya kecacatan termasuk kecacatan permanen.

Beberapa penyakit tidak menular yang saat ini sedang mendapat perhatian dari Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Kesehatan untuk dikendalikan dan dilakukan pencegahan yaitu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (seperti penyakit jantung koroner, hipertensi,stroke), diabetes mellitus, kanker, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) dan ganguan akibat kecelakaan dan kekerasan.
 
Warga sedang mengikuti kegiatan Posbindu yang diadakan di setiap kelurahan di Kota Bogor, Jawa Barat.
Ada faktor resiko yang memicu terjadinya penyakit tidak menular. Faktor risiko adalah suatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat memicu terjadinya PTM pada seseorang atau kelompok tertentu. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko penyakit tidak menular yang harus diwaspadai oleh masyarakat Kota Bogor supaya terhindar dari penyakit tidak menular yaitu :

• Konsumsi garam berlebih
• Konsumsi lemak berlebih
• Kurang konsumsi sayur dan buah
• Kurang aktifitas fisik
• Obesitas
• Komsumsi alkohol
• Konsumsi rokok
• Dll.

Posbindu PTM (Pos Pembinan Terpadu Penyakit Tidak Menular) merupakan kegiatan pengendalian faktor risiko PTM melalui pemberdayaan masyarakat. Sasaran program ini ditujukan kepada seluruh masyarakat sehat dan berisiko yang berusia mulai dari 5 tahun ke atas. Disebut Posbindu PTM karena kegiatan pengendalian faktor risiko PTM terintegrasi dengan Posbindu yang sudah lebih dulu ada.

Kegiatan PTM yang terintegrasi Posbindu tersebut melibatkan kader-kader kesehatan yang sudah dilatih sebagai pelaksana dengan pendampingan tenaga kesehatan dari Puskesmas setempat. Saat ini Kota Bogor sudah memiliki 431 Posbindu PTM yang tersebar di 68 Kelurahan dari 503 Posbindu yang ada di Kota Bogor. Dan ke depan seluruh Posbindu akan dikembangkan menjadi Posbindu PTM.
Petugas sedang menjelaskan tentang kesehatan pada acara Posbindu di Kota Bogor, Jawa Barat.

Kapan Posbindu PTM dilaksanakan?

Posbindu PTM dapat diselenggarakan sebulan sekali tetapi bila diperlukan dapat lebih dari 1 kali dalam sebulan. Hari dan waktu yang dipilih sesuai dengan kesepakatan serta dapat saja disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Posbindu PTM diperlukan untuk mengendalikan faktor risiko PTM yang terdapat pada setiap individu agar tidak berkembang menjadi penyakit tidak menular.

Apa saja kegiatan Posbindu PTM?

Aktifitas Posbindu PTM meliputi identifikasi faktor risiko PTM, edukasi konseling faktor risiko PTM, pencatatan dan pemantauan termasuk rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan dengan menggunakan sistem 5 meja. Pelayanan sistem 5 meja terdiri dari meja 1 untuk pelayanan registrasi dan administrasi, meja 2 untuk wawancara, meja 3 untuk pengukuran antropometri (BB,TB,LP, analisa lemak tubuh), meja 4 untuk pengukuran faktor risiko PTM biologis (pengukuran tekanan darah, gula darah, kolesterol, arus puncak espirasi, dll), dan meja 5 untuk edukasi dan konseling.

Kapan dirujuk dari Posbindu PTM ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar?

Apabila pada kunjungan berikutnya (setelah 3 bulan) kondisi faktor risiko yang dimiliki tidak mengalami perubahan (tetap pada kondisi buruk), atau sesuai dengan kriteria rujukan maka untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik harus dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar seperti Puskesmas atau klinik swasta sesuai dengan kebutuhan dan keinginan yang bersangkutan. Meski telah mendapatkan pengobatan yang diperlukan, para penyandang faktor risiko PTM yang telah dirujuk tetap dianjurkan untuk melakukan pemantauan faktor risiko PTM secara rutin di Posbindu PTM.

Berikut ini jangka waktu pemantauan faktor risiko PTM yang harus diketahui oleh seluruh masyarakat Kota Bogor :
 

Faktor Risiko

Orang Sehat

Faktor Risiko

Penyandang PTM

Glukosa darah puasa

3 tahun sekali

1 tahun sekali

 1 bulan sekali

Glukosa darah 2 jam

3 tahun sekali

1 tahun sekali

 1 bulan sekali

Glukosa darah sewaktu

3 tahun sekali

1 tahun sekali

 1 bulan sekali

Kolesterol darah total

5 tahun sekali

6 bulan sekali

3 bulan sekali

Trigliserida

5 tahun sekali

6 bulan sekali

3 bulan sekali

Tekanan darah

3 bulan sekali

1 bulan sekali

1 bulan sekali

Indeks Massa tubuh (IMT)

3 bulan sekali

1 bulan sekali

1 bulan sekali

Lingkar perut

3 bulan sekali

1 bulan sekali

1 bulan sekali

Arus Puncak Ekspirasi

1 tahun sekali

3 bulan sekali

1 bulan sekali


“Dengan POSBINDU PTM mari kita cegah Penyakit Tidak Menular” 

Sumber: Kementrian Kesehatan RI Berbagai sumber kesehatan lain. (ADV).

Oleh: Seksi Informasi Kesehatan dan Humas Dinas Kesehatan Kota Bogor.

Pewarta: Oleh Humas Dinkes Kota Bogor

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019