Para politisi baik pendukung capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dan 02 Prabowo-Sandiaga Uno optimistis Pemilu 2019 berjalan dengan damai walaupun saat ini banyak berita-berita hoax.

"Sebenarnya untuk menangkal berita-berita hoax, yang bisa dilakukan adalah dengan menampilkan sesuatu yang harmonis dan damai didepan publik, seperti makan bersama atau tengah bersenda gurau antara capres atau caleg yang berbeda kubu," kata Ketua Bidang Teknologi Terapan Partai Gerindra, Abdul Hakam Nagib dalam keterangan tertulisnya, Senin.

Ia mencontohkan saat Prabowo dan Jokowi berpelukan, atau ketika atlet Hanifan memeluk Jokowi dan Prabowo usai meraih medali emas Asian Games, kemudian saat Prabowo dan Jokowi berkuda bersama, dan saat Sandiaga bersalaman dengan Ma'ruf Amin.

"Pemandangan itu pastinya membuat kita nyaman dan teduh melihatnya," ujar caleg yang pernah aktif di Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Aachen, Jerman.

Ia yakin pemilu 2019 berlangsung damai, ini bisa dilihat dari pemilu 2014 yang semuanya berjalan damai, karena pada dasarnya masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beradab, serta para aparat keamanan serta intelijen kita juga pastinya sudah bekerja dan sudah melakukan warning.

Menurut dia menangkal hoax dan mengajak pemilu damai sebenarnya juga menjadi tugas bagi para penyelenggara negara, para capres, caleg, dan juga masyarakat.

Para elit politik juga berkontribusi besar dalam meredam suasana dimasyarakat yang mulai memanas terutama mendekati hari H pemilu. Karena itu para caleg harus mampu memberikan contoh positif saat berkampanye atau ketika blusukan menemui masyarakat.

Sikap elit politik dalam bertutur kata bisa menjadi contoh bagi pendukungnya. Apabila masyarakat merasa damai dan tentram karena melihat para elit politik yang didukung juga terlihat harmonis, maka pemilu 2019 yang damai akan terwujud.

"Diwaktu yang tersisa kini hingga tanggal 17 April 2019 dan sesudahnya, mari kita ciptakan sesuatu yang damai, aman dan sejuk. Kita ingin politik yang sejuk, bermartabat dan damai. Jadi siapapun yang terpilih itulah yang terbaik dan merupakan pilihan rakyat," katanya Caleg Gerindra dapil VII (Banyumas-Cilacap, Jawa Tengah).
 
Ketua Presidium Relawan Kotak Hijau, Fami Fachrudin (Megapolitan.Antaranews.Com/Foto:Istimewa).


Optimisme akan Pemilu 2019 damai juga diungkapkan oleh Ketua Presidium Relawan Kotak Hijau, Fami Fachrudin yang menurutnya secara umum pemilu 2019 bisa berjalan damai , kalaupun bergejolak hanya pada level minor.

Gejolak itu bisa saja muncul karena masing-masing kubu merasa akan menang. Apalagi jika didukung dengan hasil perolehan survei yang dilakukan sendiri.  

Dalam pantauan Fami, hoax yang menyerang paslon capres no.01 tidak hanya tudingan KPU curang, tetapi narasi-narasi hoax lainnya juga dilontarkan kemasyarakat seperti perihal 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos.

Kemudian isu jika Jokowi-Amin menang lantas ditengah jalan Amin akan digantikan oleh Ahok, belum lagi hacker dari Cina yang dipersiapkan untuk mengganggu hasil perhitungan suara dan terakhir adanya sekelompok ibu-ibu yang menyebarkan berita jika Jokowi terpilih lagi maka Islam akan dihancurkan dan pasangan sejenis akan dilegalkan.  

"Kita tidak boleh pesimis untuk menyadarkan masyarakat. Dengan penegakkan hukum yang efektif dan tegas, para pembuat hoax yang tertangkap ini harus diproses dan diberi hukuman yang berat," ungkap Fami.

Untuk mencegah hoax dan mendukung pemilu 2019 yang damai, Relawan Kotak Hijau berniat mencetak 1.000 mubaligh antihoax, yang nantinya akan mendapatkan edukasi tentang pemilu untuk kemudian disebar kesejumlah daerah rawan gesekan saat pemilu, seperti Sumatera Barat, Jawa Barat dan Banten.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019