Semarang (Antaranews Megapolitan) - Calon Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo menyindir lawan politiknya yang pernah membandingkan perekonomian Indonesia setaraf dengan Haiti yang disebut lawannya sebagai salah satu negara termiskin.
"Jadi jangan dibandingkan negara kita yang sudah masuk G20 dimasukkan dengan negara Haiti. Ya kan? Negara Haiti hyaah bagaimana kalau ekonom atau orang yang ngerti ekonomi makro, ngomong ya senyum-senyum, membandingkan bukan 'apple to apple' seperti itu," kata Joko Widodo (Jokowi) saat berpidato dalam acara Temu Silaturahmi Paguyuban Pengusaha Jawa Tengah dengan Calon Presiden RI Periode 2019-2024 di MG Setos, Semarang, Sabtu.
Ia menegaskan bahwa Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduk yang juga besar.
Jokowi mengatakan sebagai sebuah negara besar tidak mungkin semuanya dikerjakan jika tidak bersama-sama.
Oleh sebab itu, dari perjalanan yang diakuinya telah dilakukan ke semua provinsi dimana 80 persen kabupaten/kota sudah didatanginya, Jokowi berkesimpulan bahwa bangsa ini harus fokus bekerja.
"Tidak mungkin kita ada anggaran yang tidak banyak kemudian kita ecer-ecer, semua dikerjakan akhirnya apa? Enggak jadi barang apa-apa sehingga saya putuskan kita konsentrasi saja di satu saja, yaitu infrastruktur, baik itu jalan, pembangkit listrik, jalur kereta api, jalan tol, pelabuhan, airport," katanya,
Ia pun memutuskan pemerintahannya untuk berkonsentrasi pada infrastruktur sehingga mudah mengontrol, mengecek, dan mengawasinya.
"Kalau semua kita ecer-ecer begini, kita sudah bertahun-tahun ngecer-ngecer anggaran, hasilnya apa? Baunya aja enggak keliatan. Sehingga mesti ada tahapan besar. Karena negara kita negara besar," katanya.
Jokowi menambahkan masyarakat harus diajak untuk berpikir optimistis menatap masa depan.
"Ini negara kita yang harus mulai kita ajak masyarakat untuk optimis menatap masa depan. Karena kita memiliki harapan besar untuk menjadi ekonomi terkuat, empat besar ekonomi terkuat dunia," katanya.
Pada kesempatan itu hadir sekitar 1.500 pengusaha dari mulai pengusaha muda, start up, pengusaha milenial, hingga pengusaha senior di wilayah Jateng.
Hadir mendampingi Jokowi politisi PDIP Pramono Anung, Pendiri dan Ketua Dewan Pembina Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Jokowi-Ma'ruf, Bahlil Lahadalia, Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding, Ketua DPC PDIP Kota Semarang Hendrar Prihadi, dan CEO Suara Merdeka Kukrit Suryo Wicaksono.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Jadi jangan dibandingkan negara kita yang sudah masuk G20 dimasukkan dengan negara Haiti. Ya kan? Negara Haiti hyaah bagaimana kalau ekonom atau orang yang ngerti ekonomi makro, ngomong ya senyum-senyum, membandingkan bukan 'apple to apple' seperti itu," kata Joko Widodo (Jokowi) saat berpidato dalam acara Temu Silaturahmi Paguyuban Pengusaha Jawa Tengah dengan Calon Presiden RI Periode 2019-2024 di MG Setos, Semarang, Sabtu.
Ia menegaskan bahwa Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduk yang juga besar.
Jokowi mengatakan sebagai sebuah negara besar tidak mungkin semuanya dikerjakan jika tidak bersama-sama.
Oleh sebab itu, dari perjalanan yang diakuinya telah dilakukan ke semua provinsi dimana 80 persen kabupaten/kota sudah didatanginya, Jokowi berkesimpulan bahwa bangsa ini harus fokus bekerja.
"Tidak mungkin kita ada anggaran yang tidak banyak kemudian kita ecer-ecer, semua dikerjakan akhirnya apa? Enggak jadi barang apa-apa sehingga saya putuskan kita konsentrasi saja di satu saja, yaitu infrastruktur, baik itu jalan, pembangkit listrik, jalur kereta api, jalan tol, pelabuhan, airport," katanya,
Ia pun memutuskan pemerintahannya untuk berkonsentrasi pada infrastruktur sehingga mudah mengontrol, mengecek, dan mengawasinya.
"Kalau semua kita ecer-ecer begini, kita sudah bertahun-tahun ngecer-ngecer anggaran, hasilnya apa? Baunya aja enggak keliatan. Sehingga mesti ada tahapan besar. Karena negara kita negara besar," katanya.
Jokowi menambahkan masyarakat harus diajak untuk berpikir optimistis menatap masa depan.
"Ini negara kita yang harus mulai kita ajak masyarakat untuk optimis menatap masa depan. Karena kita memiliki harapan besar untuk menjadi ekonomi terkuat, empat besar ekonomi terkuat dunia," katanya.
Pada kesempatan itu hadir sekitar 1.500 pengusaha dari mulai pengusaha muda, start up, pengusaha milenial, hingga pengusaha senior di wilayah Jateng.
Hadir mendampingi Jokowi politisi PDIP Pramono Anung, Pendiri dan Ketua Dewan Pembina Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Jokowi-Ma'ruf, Bahlil Lahadalia, Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding, Ketua DPC PDIP Kota Semarang Hendrar Prihadi, dan CEO Suara Merdeka Kukrit Suryo Wicaksono.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019