Washington (Antaranews Megapolitan/Anadolu-OANA) - Sekelompok Muslimah menginjakkan kaki di Balai Kota New York pada Jumat (1/2) untuk memperingati Hari Hijab Dunia, kegiatan di seluruh dunia untuk membantu menyebarkan kesadaran mengenai hijab dan Islam.
Hari Hijab Dunia, kegiatan yang dimulai pada 2013, dan pada 2017, menjadi organisasi nir-laba dengan misi memerangi diskriminasi terhadap Muslimah melalui peningkatan kesadaran dan pendidikan, kata laman resminya.
Organisasi tersebut menetapkan setiap 1 Februari sebagai hari untuk meningkatkan kesadaran mengenai Muslimah yang memakai jilbab, yang seringkali menghadapi diskriminasi karena melakukan tindakan itu.
"Saya menghadapi banyak diskriminasi saat tumbuh-besar," kata Nazma Khan, pendiri Hari Hijab Dunia.
"Pelecehan berlangsung selama bertahun-tahun. Saya tak ingin saudari saya yang lain menghadapi apa yang pernah saya hadapi," tambah wanita pegiat itu.
Nazma Khan, yang datang ke AS dari Bangladesh saat berusia 11 tahun, mengatakan ia menghadapi masa yang sangat sulit di sekolah karena menjadi anak perempuan yang memakai hijab, dan itu sebabnya mengapa ia ingin membantu orang lain memahami mengapa ia memakainya.
Nazma memperingati hari saat ia menginjakkan kaki di Balai Kota bersama Muslimah lain yang memegang spanduk yang bertuliskan "Hijab adalah Martabat dan Kerendahan Hati Kami" dan "Hijab adalah pribadi saya".
"Itu membawa kesadaran kepada banyak orang. Orang akan dididik mengenai hijab, dan diharapkan, dengan izin Tuhan, kami akan bisa mengurangi diskriminasi terhadap Muslimah yang memilih untuk memakai hijab," kata Nazma, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu.
Menurut jejaring organisasi tersebut, perempuan di 190 negara ikut dalam peringatan tahunan Hari Hijab Dunia. Pada 2017, Negara Bagian New York mengakui hari peringatan itu dan Majelis Permusyawaratan Inggris menjadi tuan rumah kegiatan hari peringatan tersebut.
Tapi sekalipun kegiatannya telah berhasil, Nazma Khan menyatakan kebencian juga meningkat.
"Gila! Jumlah kebencian yang kami hadapi sangat besar. Kami tidak menghadapi ini lima tahun lalu, ini kebencian yang sangat besar. Sekarang, terutama selama dua tahun belakangan ini, kebencian telah makin tinggi," katanya.
Menurut satu studi oleh New America Foundation tahun lalu, jumlah "kegiatan anti-Muslim" di AS telah meningkat selama empat tahun terakhir ini. (M007/ANT-BPJ).
Penerjemah: Chaidar/A/M. Dian A.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
Hari Hijab Dunia, kegiatan yang dimulai pada 2013, dan pada 2017, menjadi organisasi nir-laba dengan misi memerangi diskriminasi terhadap Muslimah melalui peningkatan kesadaran dan pendidikan, kata laman resminya.
Organisasi tersebut menetapkan setiap 1 Februari sebagai hari untuk meningkatkan kesadaran mengenai Muslimah yang memakai jilbab, yang seringkali menghadapi diskriminasi karena melakukan tindakan itu.
"Saya menghadapi banyak diskriminasi saat tumbuh-besar," kata Nazma Khan, pendiri Hari Hijab Dunia.
"Pelecehan berlangsung selama bertahun-tahun. Saya tak ingin saudari saya yang lain menghadapi apa yang pernah saya hadapi," tambah wanita pegiat itu.
Nazma Khan, yang datang ke AS dari Bangladesh saat berusia 11 tahun, mengatakan ia menghadapi masa yang sangat sulit di sekolah karena menjadi anak perempuan yang memakai hijab, dan itu sebabnya mengapa ia ingin membantu orang lain memahami mengapa ia memakainya.
Nazma memperingati hari saat ia menginjakkan kaki di Balai Kota bersama Muslimah lain yang memegang spanduk yang bertuliskan "Hijab adalah Martabat dan Kerendahan Hati Kami" dan "Hijab adalah pribadi saya".
"Itu membawa kesadaran kepada banyak orang. Orang akan dididik mengenai hijab, dan diharapkan, dengan izin Tuhan, kami akan bisa mengurangi diskriminasi terhadap Muslimah yang memilih untuk memakai hijab," kata Nazma, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu.
Menurut jejaring organisasi tersebut, perempuan di 190 negara ikut dalam peringatan tahunan Hari Hijab Dunia. Pada 2017, Negara Bagian New York mengakui hari peringatan itu dan Majelis Permusyawaratan Inggris menjadi tuan rumah kegiatan hari peringatan tersebut.
Tapi sekalipun kegiatannya telah berhasil, Nazma Khan menyatakan kebencian juga meningkat.
"Gila! Jumlah kebencian yang kami hadapi sangat besar. Kami tidak menghadapi ini lima tahun lalu, ini kebencian yang sangat besar. Sekarang, terutama selama dua tahun belakangan ini, kebencian telah makin tinggi," katanya.
Menurut satu studi oleh New America Foundation tahun lalu, jumlah "kegiatan anti-Muslim" di AS telah meningkat selama empat tahun terakhir ini. (M007/ANT-BPJ).
Penerjemah: Chaidar/A/M. Dian A.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019