Bogor, 4/5 (Antara) - Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bogor kembali menggalakkan pengumpulan minyak jelantah dengan target tahun ini sebanyak 96.000 liter.

"Pengumpulan minyak ini dibeli dari masyarakat maupun bantuan hibah dari pihak ketiga," kata Kepala Bidang Tata Lingkungan dan Dampak Lingkungan, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bogor Shahlan Rasyidi di Bogor, Sabtu.

Shahlan menjelaskan pengumpulan minyak jelantah oleh BPLH untuk diolah menjadi bio diesel sebagai bahan bakar bus Trans Pakuan yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Jasa Transportasi milik Pemerintah Kota Bogor.

Minyak yang dikumpulkan dari masyarakat dengan cara dibeli dengan harga Rp3.000 per liter.

"Pembelian minyak jelantah dari masyarakat ditargetkan perbulannya terkumpul 3.000 liter," katanya.

Sedangkan pengumpulan minyak dari hibah pihak ke tiga, BPLH telah menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan seperti Cavron, Carrefour dan waralaba.

Lebih lanjut Shahlan menjelaskan bahwa setiap bulannya BPLH mengalokasikan dana sebesar Rp9 juta untuk pembelian minyak jelantah dari masyarakat.

Pembelian minyak jelantah dari masyarakat dilakukan melalui pihak kecamatan. Secara rutin pihak kecamatan mengumpulkan minyak dari masyarakat dan disetorkan ke BPLH setiap bulannya.

"Kecamatan secara rutin setiap bulan harus menyetorkan minyak jelantah yang dibeli dari masyarakat," katanya.

Selain dari masyarakat, BPLH juga menerima minyak jelantah dari sekolah-sekolah. Saat ini sudah ada 20 sekolah yang rutin setiap bulannya menyetor minyak jelantah yang dikumpulkan dari para siswa.

"Tidak hanya sekolah di Kota Bogor, BPLH juga menerima kiriman minyak jelantah dari sekolah di luar Bogor seperti dari Depok yakni sekolah dibawah Yayasan Al Fikri. Pihak yayasan Al Fikri Depok sengaja datang ke BPLH untuk menyerahkan minyak jelantah," ujar Shahlan.

Sementara itu, pengumpulan minyak jelantah dari pihak ke tiga, BPLH menerima bantuan dua perusahaan dan gereja di Kota Bogor.

BPLH juga mendapat hibah minyak jelantah dari salah satu restoran cepat saji yang akan menghibahkan minyak jelantahnya sebanyak 900 liter setiap bulan.

Menurut Shahlan dengan upaya yang maksimal, target pengumpulan minyak jelantah di Kota Bogor dapat terpenuhi sehingga ketersediaan bio diesel untuk Trans Pakuan tercukupi.

Minyak jelantah merupakan minyak goreng bekas penggorengan yang sudah terputus ikatan rangkap pada asam lemak tak jenuh sehingga menjadi asam lemak jenuh dan mudah teroksidasi.

Bila minyak jelantah masih digunakan, akan beresiko menimbulkan kolesterol darah, jantung dan pembuluh.

"Dari pada minyak ini terbuang sia-sia karena juga tidak baik digunakan, ada bagusnya disumbangkan untuk diolah menjadi bio diesel," ujar Shahlan.
 



Laily R

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013