Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, dipastikan menunda proses pembangunan duplikasi jembatan pengurai kemacetan di dua lokasi pada 2019 karena imbas proyek nasional di Tol Jakarta-Cikampek.

"Sesuai perencanannya, dua jembatan baru ini kami akan bangun di atas Tol Jakarta-Cikampek, namun masih ada beberapa proyek di lintasan tol tersebut yang belum rampung," kata Kepala Bidang Bina Marga Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi, Widayat Subroto di Bekasi, Jumat.

Proyek yang digagas sejak 2017 itu masing-masing berada di kawasan Galaxi Kecamatan Bekasi Selatan dan di Pengasinan Kecamatan Rawalumbu.

"Kami menunggu proyek nasional itu selesai dulu karena khawatir terjadi persinggungan," katanya.

Dikatakan Widayat, ada tiga proyek strategis nasional yang berada di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, yakni pembangunan Light Rail Transit (LRT) menggunakan lahan di sisi utara tol.

Selain itu, ada pula pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek 2 Elevated menggunakan median jalan tol dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung di sisi selatan tol.

Ia mengaku masih kesulitan untuk memastikan letak lahan dari lintasan proyek strategis nasional itu, sehingga guna mengantisipasi persinggungan lahan, maka diundur pelaksanaannya.

"Dari ketiga proyek nasional yang sudah berjalan, baru LRT dan Tol Jakarta-Cikampek 2 Elevated yang progresnya terus meningkat dan ditargetkan selesai 2019," katanya.

Untuk kereta cepat baru tahap penyelesaian pembebasan lahan yang ditargetkan rampung pembangunannya pada 2021.

Menurut Widayat, sudah ada tiga jembatan yang telah diduplikasi di Kota Bekasi hingga Desember 2018, yaitu Jembatan Tol Bekasi Timur selesai pada 2016, Jembatan Jatiwaringin pada 2017 dan Jembatan Caman selesai pada Desember 2018.

Semua jembatan itu menghabiskan dana masing-masing sekitar Rp 50 miliar.

Menurut dia, proyek penambahan satu jembatan di samping jembatan eksisting itu dibutuhkan karena menyesuaikan pertumbuhan kendaraan.

"Mayoritas jembatan pada lintasan jalan di Kota Bekasi sudah tidak menampung volume kendaraann yang ada, sehingga sering macet," katanya.

Instansinya mulai menduplikasi jembatan meskipun bersamaan dengan pembangunan kontruksi kereta cepat, asalkan dua proyek lainnya di titik yang sama telah selesai.

"Paling tidak terdapat kejelasan terhadap lahan yang dipakai dan letak konstruksinya, tapi mereka harus mulai dulu, baru kami menyesuaikan," katanya.

Ia memprediksi, dua proyek duplikasi jembatan yang tertunda baru akan direalisasikan fisiknya pada 2020. "Satu jembatan estimasi kebutuhan dananya Rp45-50 miliar," katanya.

Editor berita: N. Yuliastuti

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018