Bekasi (Antaranews Megapolitan) - PT Jasa Marga Tol Jakarta-Cikampek menjadikan komunitas mitra binaan sebagai media edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya budaya merawat fasilitas jalan tol bagi kepentingan publik.

"Komunitas mitra binaan Jasa Marga ini merusakan salah satu instrumen kami dalam memberikan edukasi terhadap pentingnya menjaga ketertiban dan perawatan terhadap fasilitas jalan tol," kata General Manager PT Jasa Marga Tol Jakarta-Cikampek Raddy R Lukman di Bekasi, Selasa.

Menurut dia, pihaknya hingga saat ini masih mendapati sejumlah persoalan gangguan ketertiban berlalu lintas yang dipicu perbuatan oknum masyarakat.

Di antaranya, kebiasaan membuang sampah sembarangan di lingkungan jalan tol, menyeberang jalan tol dengan berjalan kaki hingga perusakan estetika jalan tol dengan kebiasaan menjemur pakaian di pagar pembatas tol.

"Misalnya, saat terjadi genangan air yang menghambat lalu lintas kendaraan di sekitar Gerbang Tol Cikarang Barat baru-baru ini. Kondisi itu ternyata dipicu sumbatan sampah rumah tangga pada saluran air," katanya.

Genangan air hujan di lokasi itu membuat antrean kendaraan mengular hingga ke dalam tol hingga genangan surut dalam beberapa jam kemudian.

Setelah dilakukan penelusuran oleh petugas, kata Raddy, ternyata ada banyak sumbatan sampah di sekitar saluran air yang mayoritas berjenis sampah rumah tangga dalam kemasan kantong plastik.

"Yang sering adalah buang sampah di sekitar lintasan tol. Kemarin terjadi banjir di GT Cikarang Barat. Sampahnya luar biasa, padahal setiap tahun pembersihan dilakukan. Kami yang mendapat hak konsesi pemerintah, bertanggung jawab atas kebersihan yang menjadi tolak ukur penilaian. Kalau terus berulang, ini jadi temuan dan bisa ada sanksinya," katanya.

Lokasi pembuangan sampah itu berada di sejumlah lokasi yang berdekatan dengan permukiman warga, sehingga banyak rumah tangga yang membuang sampah sembarangan hingga menyumbat saluran air di lintasan tol.

Upaya antisipasi prilaku membuang sampah sembarangan juga rutin digelar pihaknya melalui pemberian bantuan bak sampah, gerobak sampah dan lainnya di sekitar permukiman penduduk yang bersebelahan dengan lintasan Tol Jakarta-Cikampek.

Persoalan lainnya adalah aktivitas menyeberang jalan secara berjalan kaki di badan jalan tol yang sampai berujung kecelakaan lalu lintas.

"Di jalan tol Jakarta-Cikampek ada jembatan penyeberangan, kadang ada masyarakat yang tidak patuh dengan turun dari jembatan dan menyeberang langsung lewat badan jalan tol," katanya.

Bahkan, ada sejumlah warga yang nekat menjebol pembatas jalan tol untuk memperoleh akses menyeberang jalan.

"Prilaku itu dilarang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang jalan tol ada sanksi pidana bagi penganggu fungsi jalan," katanya.

Pihaknya menjadikan sekitar 1.500 lebih mitra binaan yang tinggal di sekitar ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek dari kawasan Cawang hingga Cikampek sebagai corong edukasi kepada masyarakat sekitar.

Mitra binaan tersebut merupakan warga di sekitar jalan tol yang selama ini memperoleh edukasi dan permodalan usaha lewat alokasi dana pertanggungjawaban sosial perusahaan (CSR).

Kegiatan edukasi itu rutin dilakukan setiap tahun pada saat penyaluran dana berlangsung.

Dikatakan Raddy, upaya edukasi kepada masyarakat juga dilakukan melalui kegiatan lainnya seperti agenda rutin temu pelanggan, survei pelanggan dan lainnya.

"Kami juga melibatkan pihak ketiga dari kalangan mahasiswa untuk menilai kepuasan pelanggan," katanya.

Dari total panjang Tol Jakarta-Cikampek sepanjang 73 kilometer, daerah Bekasi Barat, Cikarang, Jatibening merupakan titik rawan prilaku masyarakat yang menyimpang terhadap kondusivitas lalu lintas tol.

"Dampak prilaku yang tidak wajar ini bisa berdampak negatif pada gangguan umum," katanya.***3***

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018