Bogor (ANTARA News Megapolitan) - Seorang dokter dituntut untuk meningkatkan kemampuan dan pemahamannya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal bagi masyarakat, utamanya penyakit kanker, kata Kepala Departemen Pengobatan Teknologi Nuklir MRCCC-Siloam Hospital, dr Hapsari Indrawati, Sp.KN

Upaya pengenalan soal kanker dan bagaimana mencegah atau mengobatinya melalui teknologi tinggi, salah satunya melalui pelayanan kedokteran nuklir," kata Hapsari pada seminar kesehatan bertema "Pencitraan mutakhir sebagai pilihan logis dalam menentukan keganasan" yang diselenggarakan RS Siloam Bogor, Sabtu.

"Kedokteran nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan sumber radiasi terbuka untuk terapi," kata Hapsari.

Ia mengatakan kedokteran nuklir untuk terapi pengobatan kanker atau pemeriksaan salah satu alatnya menggunakan PET Scan.

PET atau positioning emission tomography adalah pemeriksaan media yang dilakukan untuk mendeteksi suatu penyakit tertentu di dalam tubuh.

"PET scan hanya untuk mendiagnosis kanker, untuk mengetahui jinak atau tidak, penyebarannya kemana," katanya.

Menurut Hapsari, kedokteran nuklir belum terlalu populer karena fasilitasnya belum ada, jumlah dokternya baru 42 orang se-Indonesia.

Selain itu masyarakat juga khawatir mendengar istilah nuklir yang diartikan dengan bom atom.

"Padahal semua yang ada di alam itu adalah nuklir, sinar matahari juga radiasi nuklir, harusnya masyarakat tidak perlu khawatir," katanya.

Hapsari menambahkan, penggunaan PET scan ada empat fungsi yakni untuk diagnosis menentukan ganas atau tidak, mencari tahu penyebaran kasus kanker, menentukan apakah pengobatan sudah berhasil atau tidak (evaluasi) dan untuk mencari kekambuhan bagi penyintas.

"Ada 21 jenis kanker yang bisa dideteksi menggunakan PET scan," kata Hapsari.

Menurut dr Thomas Tommy M.Ked, SpBS penyakit tumor atau kanker dampaknya tidak hanya bagi pasien tapi juga keluarga, dan berpengaruh juga pada sosial ekonomi masyarakat.

Karena lanjutnya, pengobatan untuk kanker dan tumor relatif memerlukan biaya besar, dan tidak semua tercover oleh BPJS Kesehatan. Sehingga kondisi tersebut kerap menyulitkan pasien dan keluarga.

"Kalau terdiagnosis lebih cepat, dilakukan terapi lebih awal, mengenal lebih awal sehingga penanganan penyakit tersebut bisa lebih cepat," katanya.

Penyakit kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari berbagai sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker.

Dalam perkembangannya, sel kanker dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian.

"Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua tumor adalah kanker," kata Tommy.

Ia mengatakan, tumor adalah segalanya benjolan tidak normal atau abnormal. Tumor terbagi dua golongan yakni tumor jinak dan tumor ganas.

Seminar kesehatan ini diikuti 250 dokter umur se- Jabodetabek dan perwakilan rumah sakit.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018