Roma (Antaranews Megapolitan/Reuters) - Wasit Italia melancarkan boikot memimpin pertandingan amatir di wilayah Lazio setelah salah satu dari mereka diserang usai sebuah pertandingan, Minggu.

Riccardo Bernardini, 24 tahun, harus menjalani perawatan di rumah sakit setelah diserang setidaknya oleh dua orang penonton usai pemimpin pertandingan antara Virtus Olympia dan Atletico Terranova di Liga Promozione, yaitu liga tingkat keenam dalam sistem liga sepak bola di Italia.

Menurut laporan media lokal, penonton menyerbu ke ruang ganti wasit dan memukul Bernardi, membuatnya terjatuh dan kepala terbentur ke lantai.

Ia kemudian dirawat oleh anggota kesebelasan tamu dan kemudian dirawat di rumah sakit.

Atletico Terranova mencetak gol penentuan pada menit-menit terakhir sehingga akhirnya menang 3-2 setelah wasit mengusir dua pemain tuan rumah.

Asosiasi Wasit Italia (AIA) menggambarkan insiden tersebut sebagai "kejadian yang sudah untuk kesekian kalinya dan membahayakan wasit.

"Kondisi saat ini, wasit muda tersebut diserang secara ganas dan memerlukan perawatan segera di unit gawat darurat, dimana ia sekarang masih dalam pemulihan," demikian pernyataan AIA.

Dalama pernyataan itu juga disampaikan bahwa tidak pertandingan amatir - yang di Italia dikelompokkan mulai dari liga empat ke bawah - yang akan dipimpin wasit di Lazia minggu depan.

"Aturan baru akan dievaluasi pada event berikutnya akan dievaluasi menyusul insiden serius," kata AIA.

Sementara itu pihak klub Virtus Olympia mengatakan dalam akun Facebook bahwa mereka menyampaikan duka mendalam atas insiden tersebut yang tidak ada hubungannya dengan sepak bola.

Menurut klub Virtus  Olympia, arena bagian teknik dan ruang ganti telah diserbu oleh mereka yang sama sekali tidak dikenal oleh klub tersebut.

Wilayah Lazio memiliki populasi sekitar 5,9 juta, dan jumlah tersebut termasuk Kota Roma.

Dalam sistem pertandingan Liga Italia, terdapat tiga tingkat kompetisi profesional dan enam turnamen amatir dengan jumlah klub mencapai 7.000.

Penerjemah: A. Ahdiat.
 

Pewarta: Reuters

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018