Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menggembleng 40 mahasantri daerah itu untuk menjadi ulama berbasis digital melalui kegiatan pendidikan kader ulama yang berlangsung di Kantor Sekretariat Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat.
Pendidikan Kader Ulama (PKU) ini diselenggarakan Pemkab Bekasi bersama MUI secara berkelanjutan dan pembukaan pendidikan hari ini merupakan angkatan yang ketiga," kata Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi Ida Farida di Cikarang, Sabtu.
Dia mengatakan program ini diikuti 40 mahasantri yang dipersiapkan untuk menjadi ulama muda dengan wawasan keagamaan serta kemampuan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Ida yang juga menjadi pemateri dengan tema kebijakan daerah untuk mewujudkan Kabupaten Bekasi Bangkit, Maju dan Sejahtera, menegaskan pendidikan kader ulama menjadi langkah strategis dalam menghadirkan ulama yang mampu bersinergi dengan pemerintah daerah.
"Kita mencetak ulama-ulama muda yang punya wawasan komprehensif, bukan hanya ilmu dunia, tetapi juga ukhrawi yang bisa diimplementasikan di tengah masyarakat agar terus bangkit, maju dan sejahtera," katanya.
Menurut dia, peran ulama tidak hanya sekadar menyampaikan ilmu agama, juga menjadi agen perubahan yang turut menyebarluaskan berbagai program pemerintah daerah kepada masyarakat.
Ulama memiliki peran penting dalam menguatkan literasi keagamaan sekaligus mendukung kebijakan daerah agar lebih mudah serta cepat diterima masyarakat.
Ini baru 40 dari total penduduk 3,5 juta jiwa. Tentu masih jauh, tapi step by step kita terus dorong, meskipun kemampuan fiskal daerah terbatas. Insya Allah, 30 tahun ke depan di setiap desa akan lahir ulama-ulama hebat yang mampu mencerdaskan dan menenteramkan masyarakat, serta mendukung arah pembangunan daerah," ucapnya.
Ketua MUI Kabupaten Bekasi KH. Mahmud menjelaskan PKU merupakan bagian dari implementasi visi Kabupaten Bekasi Bangkit, Maju dan Sejahtera sekaligus respons atas perubahan sosial masyarakat yang kini memasuki era industri hingga disrupsi digital.
Kalau kita membina kader ulama dengan pendekatan konvensional, mereka akan tertinggal. MUI menyelenggarakan pendidikan kader ulama berbasis digital agar 10 sampai 20 tahun ke depan ketika generasi milenial ini menjadi pemimpin dan orang tua, ulama yang lahir dari PKU mampu menjawab kebutuhan zaman dengan pendekatan yang relevan," katanya.
Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung periode 2015-2023 itu menekankan kurikulum PKU dirancang untuk melahirkan ulama dengan tiga fondasi utama, yakni moderasi beragama, penguatan kebangsaan dan pemahaman terhadap kearifan lokal Bekasi agar kehadiran mereka sejalan dengan arah pembangunan daerah.
"Kita ingin ulama muda tidak hanya menguasai tafsir dan hadits, tetapi juga paham konteks sosial, sehingga mampu menghadirkan stabilitas, kecerdasan publik dan kolaborasi dengan pemerintah demi kesejahteraan masyarakat," kata dia.
Editor : Feru Lantara
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025