Depok (Antaranews Megapolitan) - Corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) menjadi isu strategis yang dinilai semakin perlu mendapat perhatian dari perusahaan-perusahaan di Indonesia.

President Director People Consultancy, Adam Muhammad dalam keterangan tertulisnya di Depok, Jawa Barat, Rabu, mengatakan bahwa Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 menetapkan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.

"Keberadaan Proper memiliki implikasi positif untuk menciptakan ekosistem CSR yang sehat dan kompetitif di Indonesia," katanya.

Ia mengatakan saat ini banyak perusahaan, khususnya yang bergerak di bidang mineral, batu bara, minyak, gas, dan energi berlomba-lomba untuk mendapatkan Proper emas, hijau, atau minimal biru. Tak dapat dipungkiri, PROPER mempengaruhi citra perusahaan terhadap publik.

Secara eksplisit, regulasi tersebut mendorong perusahaan di Indonesia untuk tidak hanya fokus dalam meraup keuntungan semata, melainkan juga memperhatikan aspek kelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat di wilayah operasi perusahaan.

Sementara itu Bambang Hermanto, praktisi yang pernah berkecimpung di PT. Antam, menambahkan Proper memiliki peran vital dalam mengembangkan CSR yang berbasis kebutuhan masyarakat.

"Kuncinya, ada di pemetaan sosial tadi ya. Social Mapping merupakan alat untuk menangkap aspirasi warga secara langsung. Sifatnya bottom up, bukan top down lagi. Social Mapping itu diwajibkan oleh Proper sebagai input sebelum pembuatan program CSR," katanya.

Proper juga dianggap membuat program CSR perusahaan lebih terencana dan tidak lagi berbasis sumbangan atau charity semata. "Dalam membuat perencanaan CSR, sudah banyak perusahaan yang melakukan riset lewat pemetaan sosial atau Social Mapping," katanya.

Saat ini, perusahaan-perusahaan juga sudah berani membuat program berkelanjutan, dalam artian memiliki road map program, berjenjang satu sampai lima tahun," jelas Denny Halim, praktisi yang pernah berkecimpung di PT. Total E & P Indonesie.

Diskusi-diskusi yang membahas CSR dan Proper dari perspektif lintas sektoral, mulai dari akademisi, perusahaan, LSM atau pun konsultan sosial dan lingkungan diharapkan dapat terus berjalan ke depannya.

"Kami menjadikan diskusi ini sebagai momentum awal lahirnya ruang-ruang diskusi untuk membahas, mengkaji, hingga merumuskan segala hal yang menyangkut isu CSR dan Proper," kata Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia (HMIKS UI), Pandu.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018