Bogor (Antaranews Megapolitan) - Guru Besar Teknik Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Herry Suhardiyanto, berbagi kiat-kiat cara menjadi pemimpin yang melayani (servant leadership). Hal ini ia sampaikan dalam Bincang Profesor bertemakan “Kepemimpinan yang Melayani”yang digelar Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir IPB, pada Sabtu (13/10) di Auditorium Mandiri Kampus IPB Dramaga, Bogor.

Guru Besar yang pernah menjabat sebagai Rektor IPB selama dua periode, yaitu tahun 2007-2012 dan 2012-2017 ini menyampaikan bahwa tantangan kepemimpinan saat ini sangat luar biasa.

“Saat ini tantangan pangan sangat luar biasa, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Sementara sumber daya yang ada semakin berkurang. Lahan pertanian berkurang, begitu juga dengan energi fosil dan kualitas sumberdaya yang semakin menurun. Maka dari itu banyak ahli yang mengkaji megatrend. Diantaranya pangan, pertanian, kesehatan, energi, dan infrastruktur yang termasuk future top industries. Ini semua harus dipandang secara komprehensif, harus dilihat secara menyeluruh,” katanya.

Indonesia memiliki sumberdaya alam yang melimpah, tetapi sebagian besar sumberdaya ini dikuasai oleh sedikit dari jumlah warga Indonesia. Hal ini merupakan ketimpangan yang besar. Pasukan pembangun bangsa yang luar biasa adalah mereka yang berusia mulai dari 20 tahun. “Kalau tidak dikelola dengan baik, kalau tidak produktif, ini akan menjadi beban bagi bangsa. Maka dari itu kita memerlukan peran dari servant leadership,” ujarnya.

Menurutnya, IPB yang merupakan model dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sangat relevan dengan konteks ini. “Namun kita memiliki persoalan, sebelumnya kita belum konsen mengenai impact atau dampak dari kehadiran IPB ini. Maka dari itu kita selenggarakan transformasi dari PTN agar kita memberikan kontribusi dalam pembangunan, yang akan kita capai kalau kampus kita otonom. Transformasi seperti itu kita lakukan dan IPB bisa mengembangkan inovasi dan juga melakukan komersialisasi inovasi,” tambahnya.

Konsep kepemimpinan yang melayani menurut Prof. Herry ia sampaikan saat pemilihan rektor tahun 2007. Menurutnya, ada tiga jenis pemimpin yaitu autokritik (sebagai diktator), paternalistik (sebagai orangtua dari yang dipimpin), dan servant (pelayan).

Prinsip kepemimpinan yang melayani diantaranya adalah menjadikan perubahan sebagai sarana untuk pertumbuhan organisasi dan pribadi, pertumbuhan organisasi dan pribadi sebagai jalan untuk melayani dengan baik, pemberian peluang bagi orang yang dipimpin untuk berkembang, pemberian layanan prima bagi pemangku kepentingan, dan perbaikan layanan prima secara berkelanjutan.

“Karakter pemimpin yang melayani dapat dibagi dalam tiga hal, yaitu dari sisi pelayannya, sisi pemimpinnya, dan kombinasi antara kedua peran tersebut. Dari sisi pelayan, karakteristik pemimpin yang melayani yaitu listening, empathy, dan healing. Dari sisi pemimpin, karakteristiknya adalah position, persuation, conseptualization, dan foresight. Dari sisi kombinasi karakteristiknya yaitu building community. Sebagai pemimpin, anda adalah representasi dari organisasi, maka anda harus kokoh di situ. Tapi, kepentingan organisasi tidak boleh dicampuri dengan kepentingan pribadi. Dalam decision making misalnya, jangan sampai mengubah rancangan organisasi dengan kepentingannya sendiri,” kata Prof. Herry.

Turut hadir dalam acara tersebut Dr. Alim Setiawan Slamet, Direktur Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir IPB. Ia menyampaikan bahwa acara ini merupakan program pembinaan bagi mahasiswa Asrama Kepemimpinan dan Kader Pejuang Pertanian IPB. Namun acara ini terbuka untuk umum sehingga lebih banyak orang yang mendapat manfaat dari acara ini. (NIRS/Zul)

Pewarta: Oleh: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018