Universitas Indonesia (UI) melalui Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Sosial (DPIS) mengadakan program pengabdian masyarakat bertajuk “Pendampingan Peran Usaha Mikro Perempuan dalam Perintisan Eduwisata DORA (Dodol Rangginang)”, di Desa Semplak Barat, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI Dr Rambat Lupiyoadi, yang juga penggagas program DORA, di Depok, Jumat, mengatakan pengabdian masyarakat itu dilaksanakan pada pertengahan September hingga Oktober 2025 yang bertujuan untuk mengembangkan potensi lokal desa serta mendukung lahirnya destinasi wisata arum jeram yang dirintis warga.
Program DORA hadir untuk mengembangkan potensi lokal desa, yakni produk khas dodol dan rangginang, serta pemberdayaan UMKM perempuan.
Namun, potensi ini masih menghadapi hambatan karena minimnya keterampilan dalam pengemasan dan pemasaran produk. Padahal, penjualan dodol dan rangginang adalah sumber mata pencarian warga, khususnya di Kampung Anyar.
Baca juga: UI dan PT KAI hidupkan UMKM Batik Tegal melalui program Creative Space
Workshop dibuka oleh Kepala Desa Semplak Barat H Abdurahman, dan dihadiri oleh pelaku UMKM serta jajaran pengurus RT/RW dan tim BUMDesa. Kades menyambut baik program ini karena dinilai bermanfaat untuk mendukung kemajuan desa.
“Kami sangat berterima kasih kepada Universitas Indonesia yang telah menghadirkan program pendampingan. Inisiatif ini membuka peluang besar bagi para pelaku usaha mikro di desa kami untuk berkembang, sekaligus memperkuat potensi eduwisata lokal,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, para peserta mendapat materi tentang pentingnya desa wisata dan perintisan eduwisata, seperti yang dilakukan oleh Desa Wisata Ponggok (Klaten).
Kegiatan dilanjutkan dengan perencanaan Kampung Eduwisata DORA; serta penjelasan mengenai peran dan rute wisata oleh BUMDes, strategi branding produk, promosi wisata, hingga pelayanan pengunjung berbasis etika hospitality.
Baca juga: FEB UI melalui Pengmas dampingi IKM Depok tembus ekspor ke Malaysia
Para peserta juga mendapat pembekalan tentang optimalisasi kemasan, packaging, dan penyimpanan produk agar hasil olahan desa memiliki standar pasar yang baik.
Strategi pemasaran digital melalui media sosial dan marketplace turut dikenalkan agar produk lokal dapat menjangkau konsumen lebih luas.
Materi mengenai pelayanan dan manajemen usaha diberikan untuk memperkuat profesionalitas, etika, serta kualitas layanan dalam menjalankan bisnis.
Selain itu, peserta berkesempatan untuk praktik di lapangan. Warga bersama mentor menyiapkan itinerary, sarana prasarana, dan simulasi paket wisata arum jeram.
Mereka menyusun standard operasional prosedur (SOP) wisata serta berdiskusi untuk menyelaraskan rencana pengembangan dengan pengelola BUMDes mitra akademik.
Melalui program DORA, masyarakat Desa Semplak Barat diharapkan memperoleh wawasan baru sekaligus keterampilan praktis yang bisa langsung diterapkan.
Program ini memperlihatkan model kolaborasi kampus-desa yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat, khususnya kelompok usia produktif dan perempuan desa, agar lebih siap menghadapi tantangan ekonomi global.
Baca juga: UI adakan program pemberdayaan UMKM di perbatasan Entikong Kalimantan Barat
Program yang diadakan pada pertengahan September hingga Oktober 2025 ini bertujuan untuk mengembangkan potensi lokal desa serta mendukung lahirnya destinasi wisata arum jeram yang dirintis warga.
Desa Semplak Barat berpenduduk cukup besar, yaitu 1.830 kepala keluarga dengan total populasi sekitar 6.542 orang.
Dari jumlah tersebut, 4.531 warga berada dalam usia produktif, sementara 2.011 lainnya termasuk kategori non-produktif. Menariknya, kelompok usia produktif 34-44 tahun didominasi oleh perempuan.
Kondisi ini menandakan Desa Semplak Barat sedang mendapat bonus demografi, yang jika tidak dimanfaatkan dengan baik justru akan meningkatkan angka kemiskinan.
Momentum ini mendorong UI untuk melakukan pemberdayaan ekonomi desa berbasis keluarga dan kewirausahaan perempuan.
Editor : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025