Bogor (Antaranews Megapolitan) - Fakultas Peternakan (Fapet) Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerjasama dengan Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) menggelar Workshop “Peningkatan Kesejahteraan Hewan dalam Transportasi Hewan Hidup di Indonesia”, Jum’at (12/10), di Kampus IPB Dramaga, Bogor.
Dekan Fapet IPB, Dr. Mohamad Yamin dalam sambutannya mengatakan metode transportasi keamanan ternak dan kebijakan transportasi di Indonesia perlu penanganan serius terkait dengan kesejahteraan hewan selama pengangkutan.
“Transportasi merupakan elemen penting dalam industri peternakan. Dalam rantai pasokan ternak antar pulau, transportasi dapat berlangsung selama beberapa hari dan melibatkan kapal laut, sementara dalam rantai pendek antar wilayah seperti Bogor ke Jakarta melibatkan truk dan durasi transportasi dapat bervariasi mulai dari 1 jam atau maksimal 1,5 hari,” kata Dr. Yamin.
Dr. Yamin menambahkan, kegiatan ini untuk mensosialisasikan dan mengimplementasikan kebijakan pemerintah terkait dengan transportasi ternak untuk kesejahteraan hewan, dan memberikan pemahaman kepada publik tentang aplikasi komprehensif kebijakan kesejahteraan hewan terkait dengan transportasi ternak.
Ketua FLPI, Prof. Dr. Luki Abdullah menjelaskan sektor peternakan Indonesia masih menghadapi tantangan dalam pemasokan ternak ke berbagai daerah, salah satunya persoalan transportasi ternak yang harus segera ditingkatkan sehingga menenuhi standar kesejahteraan hewan.
“Salah satu tujuan utama FLPI adalah memberikan rekomendasi kebijakan kepada pemerintah terkait logistik hewan, khususnya produk ternak dan unggas. Kesejahteraan hewan selama transportasi ternak atau pengangkutan hewan hidup merupakan prioritas penting dalam perumusan kebjakan dan pelaksanaannya,“ ujarnya.
Menurut Prof. Luki, kendaraan dalam hal ini kontainer harus dirancang yang memberikan perlindungan terhadap cuaca buruk serta untuk meminimalkan peluang bagi hewan untuk melarikan diri. Untuk meminimalkan kemungkinan penyebaran penyakit selama transportasi, kendaraan dan kontainer harus dirancang dapat dibersihkan sehingga kendaraan nyaman dalam perjalanan dan ternak akan tetap sehat.
Harapannya dari kegiatan ini dapat dikembangkan ke dalam aspek kesejahteraan hewan dalam transportasi ternak yang kemudian diimplementasikan atau diterapkan dalam bahan ajar logistik hewan di perguruan tinggi.
Hadir pula sebagai narasumber diantaranya Eddy Wijayanto, Founder PT. Sapibagus, Tri Nugrahwanto, Direktur PT. Tanjung Unggul Mandiri, Sudarno, Head of Logistics PT. Sierad Produce Indonesia Tbk dan Dr. Ross Ainsworth, Northern Territory Exsporters Association of Australia.
Kegiatan ini juga dihadiri pejabat atau perwakilan dari berbagai stakeholder diantaranya: Drh. Arfiani, M.Si, MM dari Direktorat Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Peternakan Ditjen PKH, drh. Dian Puji Rahayu dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Cilegon, Dr. M. Rizal Taufikkurohman dari Universitas Trilogi Jakarta, Ir. Hasanuddin Yasin, MM dari Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI), Dosen Fapet IPB dan mahasiswa S2 Program Studi Logistik Peternakan IPB. (Awl/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Dekan Fapet IPB, Dr. Mohamad Yamin dalam sambutannya mengatakan metode transportasi keamanan ternak dan kebijakan transportasi di Indonesia perlu penanganan serius terkait dengan kesejahteraan hewan selama pengangkutan.
“Transportasi merupakan elemen penting dalam industri peternakan. Dalam rantai pasokan ternak antar pulau, transportasi dapat berlangsung selama beberapa hari dan melibatkan kapal laut, sementara dalam rantai pendek antar wilayah seperti Bogor ke Jakarta melibatkan truk dan durasi transportasi dapat bervariasi mulai dari 1 jam atau maksimal 1,5 hari,” kata Dr. Yamin.
Dr. Yamin menambahkan, kegiatan ini untuk mensosialisasikan dan mengimplementasikan kebijakan pemerintah terkait dengan transportasi ternak untuk kesejahteraan hewan, dan memberikan pemahaman kepada publik tentang aplikasi komprehensif kebijakan kesejahteraan hewan terkait dengan transportasi ternak.
Ketua FLPI, Prof. Dr. Luki Abdullah menjelaskan sektor peternakan Indonesia masih menghadapi tantangan dalam pemasokan ternak ke berbagai daerah, salah satunya persoalan transportasi ternak yang harus segera ditingkatkan sehingga menenuhi standar kesejahteraan hewan.
“Salah satu tujuan utama FLPI adalah memberikan rekomendasi kebijakan kepada pemerintah terkait logistik hewan, khususnya produk ternak dan unggas. Kesejahteraan hewan selama transportasi ternak atau pengangkutan hewan hidup merupakan prioritas penting dalam perumusan kebjakan dan pelaksanaannya,“ ujarnya.
Menurut Prof. Luki, kendaraan dalam hal ini kontainer harus dirancang yang memberikan perlindungan terhadap cuaca buruk serta untuk meminimalkan peluang bagi hewan untuk melarikan diri. Untuk meminimalkan kemungkinan penyebaran penyakit selama transportasi, kendaraan dan kontainer harus dirancang dapat dibersihkan sehingga kendaraan nyaman dalam perjalanan dan ternak akan tetap sehat.
Harapannya dari kegiatan ini dapat dikembangkan ke dalam aspek kesejahteraan hewan dalam transportasi ternak yang kemudian diimplementasikan atau diterapkan dalam bahan ajar logistik hewan di perguruan tinggi.
Hadir pula sebagai narasumber diantaranya Eddy Wijayanto, Founder PT. Sapibagus, Tri Nugrahwanto, Direktur PT. Tanjung Unggul Mandiri, Sudarno, Head of Logistics PT. Sierad Produce Indonesia Tbk dan Dr. Ross Ainsworth, Northern Territory Exsporters Association of Australia.
Kegiatan ini juga dihadiri pejabat atau perwakilan dari berbagai stakeholder diantaranya: Drh. Arfiani, M.Si, MM dari Direktorat Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Peternakan Ditjen PKH, drh. Dian Puji Rahayu dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Cilegon, Dr. M. Rizal Taufikkurohman dari Universitas Trilogi Jakarta, Ir. Hasanuddin Yasin, MM dari Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI), Dosen Fapet IPB dan mahasiswa S2 Program Studi Logistik Peternakan IPB. (Awl/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018