Phnom Penh, Kamboja (Antaranews Megapolitan) - Duta Besar (Dubes) RI untuk Kamboja, Sudirman Haseng berkeyakinan akan segera ada penerbangan langsung dari Kamboja ke Indonesia sehingga memudahkan wisatawan Kamboja mengunjungi Indonesia.
"Sudah ada 2-3 perusahaan penerbangan swasta berminat, mungkin dalam waktu dekat 2-3 bulan akan beroperasi," kata Sudirman di sela acara Misi Penjualan 10 Destinasi Wisata Unggulan di Hotel Raffles Phnom Penh, Kamboja, Jumat malam.
Pelaku bisnis pariwisata dan wisatawan hingga saat ini mengeluhkan tidak adanya penerbangan langsung Kamboja-Indonesia dan sebaliknya.
"Mungkin nanti Desember atau paling lambat semester pertama 2019 sudah ada penerbangan yang reguler lah untuk masuk ke Indonesia," kata Sudirman.
Menurut dia, upaya menggaet wisatawan dari Kamboja untuk mengunjungi Indonesia sebenarnya tidak perlu usaha terlalu keras karena sejumlah alasan.
Pertama, warga Kamboja sudah mengerti mengenai Indonesia, mengerti sejarahnya, mengerti persamaan budayanya dan juga memang merupakan satu kawasan.
Kedua, budaya kedua negara ada kesamaan baik dalam memandang sesuatu maupun dalam kehidupan sehari hari termasuk dalam kepercayaan dalam hal ini agama.
Ketiga, kedua negara sudah mempunyai beberapa aset yang tinggal didorong pemanfaatannya supaya bisa maksimal.
"Aset itu kita sudah punya, misal perjanjian kerja sama sister temple antara Borobudur dengan Angkor Wat," katanya.
Menurut dia, kedua negara juga susah mempunyai "sister province" antara "Siem Reap" dengan Jawa Tengah. Di samping itu juga ada memorandum saling pengertian dalam berbagai bidang termasuk pariwisata.
Menurut dia, potensi lain yang mendorong banyaknya wisman Kamboja mengunjungi Indonesia adalah munculnya bqnyak orang kaya baru di Kamboja.
"Sifat orang kaya baru itu adalah demonstratif, dalam artian dia merasa bangga kalau sudah pernah keluar negeri," katanya.
Ia menyebutkan orang kaya baru di Kamboja sudah mencapai 20-30 persen yang merupakan kelas menengah yang potensial untuk digaet mengunjungi Indonesia.
Menurut dia, selama ini Bangkok, Kuala Lumpur, Singapura merupakan tujuan utama wisman dari Kamboja. Mereka sudah jenuh, sudah biasa dengan kunjungan ke negara itu dan ingin lebih jauh antara lain ke Indonesia.
"Itu yang harus kita manfaatkan dengan baik. Mudah mudahan dengan minat yang besar ini khususnya dari pelaku pariwisata apakah biro perjalanan wisata, operator penerbangan dan sebagainya, itu terwujud keinginan adanya penerbangan langsung," katanya.
Editor Berita: E. Sujatmiko.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Sudah ada 2-3 perusahaan penerbangan swasta berminat, mungkin dalam waktu dekat 2-3 bulan akan beroperasi," kata Sudirman di sela acara Misi Penjualan 10 Destinasi Wisata Unggulan di Hotel Raffles Phnom Penh, Kamboja, Jumat malam.
Pelaku bisnis pariwisata dan wisatawan hingga saat ini mengeluhkan tidak adanya penerbangan langsung Kamboja-Indonesia dan sebaliknya.
"Mungkin nanti Desember atau paling lambat semester pertama 2019 sudah ada penerbangan yang reguler lah untuk masuk ke Indonesia," kata Sudirman.
Menurut dia, upaya menggaet wisatawan dari Kamboja untuk mengunjungi Indonesia sebenarnya tidak perlu usaha terlalu keras karena sejumlah alasan.
Pertama, warga Kamboja sudah mengerti mengenai Indonesia, mengerti sejarahnya, mengerti persamaan budayanya dan juga memang merupakan satu kawasan.
Kedua, budaya kedua negara ada kesamaan baik dalam memandang sesuatu maupun dalam kehidupan sehari hari termasuk dalam kepercayaan dalam hal ini agama.
Ketiga, kedua negara sudah mempunyai beberapa aset yang tinggal didorong pemanfaatannya supaya bisa maksimal.
"Aset itu kita sudah punya, misal perjanjian kerja sama sister temple antara Borobudur dengan Angkor Wat," katanya.
Menurut dia, kedua negara juga susah mempunyai "sister province" antara "Siem Reap" dengan Jawa Tengah. Di samping itu juga ada memorandum saling pengertian dalam berbagai bidang termasuk pariwisata.
Menurut dia, potensi lain yang mendorong banyaknya wisman Kamboja mengunjungi Indonesia adalah munculnya bqnyak orang kaya baru di Kamboja.
"Sifat orang kaya baru itu adalah demonstratif, dalam artian dia merasa bangga kalau sudah pernah keluar negeri," katanya.
Ia menyebutkan orang kaya baru di Kamboja sudah mencapai 20-30 persen yang merupakan kelas menengah yang potensial untuk digaet mengunjungi Indonesia.
Menurut dia, selama ini Bangkok, Kuala Lumpur, Singapura merupakan tujuan utama wisman dari Kamboja. Mereka sudah jenuh, sudah biasa dengan kunjungan ke negara itu dan ingin lebih jauh antara lain ke Indonesia.
"Itu yang harus kita manfaatkan dengan baik. Mudah mudahan dengan minat yang besar ini khususnya dari pelaku pariwisata apakah biro perjalanan wisata, operator penerbangan dan sebagainya, itu terwujud keinginan adanya penerbangan langsung," katanya.
Editor Berita: E. Sujatmiko.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018